Alumni SMKN 1 Kendari Lolos Beasiswa di Korea Selatan, Ini Kisahnya

KENDARINEWS.COM–Hasrinando Saputra L, anak dari pasangan Laronga dan (almh) Hasizah Saudo. Lahir di Kendari, 2 April 1996 menjadi satu dari sekian mahasiswa beruntung. Perjuangan dan tekad ingin meraih sukses lewat jalur pendidikan terwujud. Ia diterima menjadi bagian dari kampus negeri Kangwon National University di negeri Ginseng Korea Selatan.

Semasa kecil, Nando selalu mewakili sekolahnya hingga jenjang SMK. Background pendidikan di sekolah yang tidak begitu terkenal di kota kendari tidak menghalangnya untuk menggapai cita-cita setinggi-tingginya.

Ia menamatkan Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 3 Poasia (SDN 35 Kendari) kemudian menamatkan Sekolah menengah pertamanya di SMPN 5 Kendari, hingga tamat sekolah di SMKN 1 Kendari dan melanjutkan studi Antropologi di Universitas Tadulako, Kota Palu Sulawesi Tengah.

Dalam proses penyelesaian studi, ia terlibat dalam berbagai project kemanusiaan dan pengembangan riset kebudayaan. Tahun 2017, ia menjadi delegasi Kampus perwakilan prodi antropologi pada kegiatan pertemuan mahasiswa antropologi se-Indonesia dan melakukan penelitian bersama di Kab. Tabanan, Bali.

Selang setahun, bencana besar mengguncang Kota Palu dan memaksanya aktif menjadi relawan kebencanaan, sebelum akhirnya memutuskan pulang mengungsi setelah 2 minggu terperangkap di Kota Palu.

Berangkat dari itulah mimpi mimpinya memperdalam kajian antropologi akhirnya terangkai. Sejak saat itu, Nando aktif sebagai relawan sosial dan melakukan aksi rehabilitasi trauma pada korban bencana palu.

Di akhir semester, Ia mulai memperdalam kajian antropologi linguistik yang di angkat dari pengalaman membantu penelitian teman temannya di daerah bencana.

Sebagai putra daerah Sultra, Nando ingin mengkaji kebudayaan Sultra untuk memperkuat keidentitasan masyarakat d wilayah Sultra yang cukup Luas.

“Akhirnya saya memutuskan mengambil Kajian Antropologi Yang terfokus pada penggunaan bahasa sebagai salah satu sistem pengikat sosial pada masyarakat Cia-Cia Laporo di Pulau Buton.” paparnya kemarin (31/8).

Dengan mengangkat skripsi Bahasa sebagai sistem budaya: sejarah, fungsi dan pemeliharaan bahasa cia-cia Laporo di Pulau Buton, ia pun bertekad melanjutkan studi lebih dalam terkait masyarakat Cia-Cia.

Setelah menyelesaikan studi, ia mulai aktif menjadi asisten peneliti di Laboratorium Antropologi Universitas Tadulako dan terlibat pada beberapa riset seperti, menjadi tim Masyarakat Hukum Adat Sesea Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah, dan tim plastic reduce project milik NGO Ibu Fundation melalui riset sistem pemasaran produk daur ulang dan alternatif di Sigi dan kota Palu.

Kedua riset ini mengantarkannya untuk bekerja sebagai community development officer di YBMPLN dengan wilayah penempatan Kota semarang dan Kampung Mualaf Baduy di Kab. Lebak Banten.

“Sembari bekerja, saya mencoba keberuntungan mendaftar beasiswa di beberapa negara, seperti kampus seperti University Of London dan University Of Aberdeen namun tidak juga lolos,” tambahnya

Setelah gagal di beberapa beasiswa, bulan Februari 2023, ia memberanikan diri mendaftar di Global Korea Scholarship untuk studi master di Korea Selatan. Begitu banyak pertimbangan saat itu karena menurutnya , beasiswa ini menjadi incaran-incaran pemuda Indonesia karena selain salah satu beasiswa prestisius dengan tunjangan komplit, banyak anak muda yang ingin studi di sana.

Saat itu, Nando memilih Kampus di Kota Chuncheon, Provinsi Gangwon-do, di sebuah kampus negeri Kangwon National University.

“Alhamdulillah pilihan ini mengantarkan saya lolos di berbagai tahap bahkan wawancara sekalipun,. Bulan kemarin, saya dinyatakan lolos dan siap menjadi bagian dari keluarga besar GKS dan Kangwn National University.” tandasnya. (kn)

Tinggalkan Balasan