KENDARINEWS.COM—Kakak Supriyani, Sunarti (43) merasa terpukul atas kasus yang menimpa adiknya. Sejak pertama kasus itu bergulir di bulan April, ia mengaku sangat sedih.
Tangisannya serta keluarga makin pecah saat mengetahui adiknya harus ditahan di Lapas Perempuan dan Anak Kendari, 16 Oktober lalu.
“Kami pak, hanya bisa menangis tidak tahu mampu ngomong apa-apa cuma berdoa biar dia (Supriyani) bisa keluar,” kata Sunarti saat ditemui di rumah Supriyani, Kamis (24/10) sore jelang Maghrib, usai sidang di PN Andoolo.
Ia mengaku benar-benar tidak percaya dengan yang dituduhkan kepada adiknya. Karena ia mengenal betul sifat dan karakter Supriyani.
“Saya sekarang paling dekat dengan dia, karena saudara saya lainnya tinggal jauh ikut suami. Kasian pak, jangankan marahi anaknya orang, marahin anaknya sendiri saja tidak pernah sampai marah besar,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
“Misalnya, anaknya main hujan, paling cuma dipanggil itupun nadanya lembut. Makanya dia dituduh sampai mukul, itu tidak mungkin,” kata ia.
Saat itu para tetangga berbondong-bondong mendatangi Supriyani, wajah mereka menggambarkan bahagia sekaligus haru. Suasana rumah Supriyani sore itu seketika ramai.
“Seng sabar yo nduk,” ungkap salah seorang tetangga yang datang menguatkan Supriyani. Ditimpali pelukan erat dan tangisan haru. Supriyani mengangguk tersenyum dengan air mata yang mengalir di sudut matanya.
“Terimakasih kepada semuanya yang mendukung saya, mudah-mudahan di sidang ke dua nanti dilancarkan dan saya dibebaskan,” ungkap Supriyani.
Supriyani bercerita bahwa ia menjadi Guru di SDN 4 Baito sejak 2009. Dengan gajih yang diperoleh, ia mengaku tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Tidak cukup pak, untungnya suami ada kerjaan lain,” ujarnya.
Suami Supriyani, Katiran mengatakan bahwa sehari-hari ia memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan bekerja sebagai buruh bangunan, petani, dan serabutan lainnya.
“Kadang kalau ada, dipanggil sebagai buruh begitu, buruh bangunan atau apa itu dikerjakan. Sebagai petani juga,” ungkapnya.
Camat Baito, Sudarsono mengenal Supriyani sebagai pribadi yang baik. Selama ini tidak pernah bermasalah soal hukum atau lainnya. Baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
“Kami selaku pemerintah bertanggungjawab terhadap masyarakatnya,” ungkapnya.
Diketahui, Sudarsono bersama pihak terkait lainnya sejak awal senantiasa mendampingi warganya. Bahkan selalu tampak mulai dari penangguhan penahanan hingga menjalani persidangan. Dan Rumah Jabatannya untuk sementara dijadikan tempat tinggal bagi Supriyani.