KENDARINEWS.COM– Presentase angka gagal tumbuh kembang anak di Kota Kendari terbilang terendah yakni 227 kasus (24 persen) dari seluruh kabupaten kota se Sultra. Kendati demikian Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir belum berpuas diri, ia bertekad menjadikan Kota Kendari bebas dari kasus stanting itu.
Menurut Wali Kota Sulkarnain, kasus stunting perlu mendapatkan perhatian serius pemerintah dan seluruh elemen terkait. Sebab, masalah stunting erat kaitannya dengan penyiapan sumber daya manusia (SDM) atau generasi pelanjut tongkat estafet pembangunan daerah dan negara. “Stunting harus kita cegah. Kita bercita-cita, mudah-mudahan 2023 angka stunting kita sudah bisa di angka 14 persen,” ujarnya kepada Kendari Pos, kemarin.
Sebagai bentuk pencegahan, Wali Kota Sulkarnain Kadir mengaku telah membangun koordinasi dengan BKKBN. Teranyar, Pemkot Kendari bersama lembaga vertikal itu meluncurkan aplikasi kartu Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil).
“Elsimil adalah aplikasi skrining, pendampingan, dan pencegahan stunting bagi calon pengantin yang diterapkan secara nasional. Penerapan aplikasi ini sejalan dengan program pemerintah yakni mewujudkan Kendari sebagai kota layak huni berbasis ekologi (lingkungan) teknologi, dan informasi,” ungkap Wali Kota Sulkarnain Kadir.
Selain itu, pihaknya telah mengalokasilan anggaran untuk penanganan stunting. Jumlahnya sekira Rp800 juta.
Terpisah, Kepala Dinkes Kendari, drg. Rahminingrum mengungkapkan, penanganan stunting merupakan tanggung jawab bersama. Pencegahannya dilakukan lintas sektor. Saat ini, Dinkes Kendari telah berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait, salah satunya dengan BKKBN dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk dan KB) Kota Kendari dalam penerapan aplikasi Elsimil.
drg.Rahminingrum menjelaskan, aplikasi Elsimil dirancang khusus menyasar calon pengantin, ibu hamil dan ibu yang telah melahirkan. Elsimil sebagai alat pemantau kesehatan dan edukasi seputar kesiapan nikah dan program hamil.
Melalui aplikasi Elsimil, semua calon pengantin bila sudah mendekati hari H untuk ijab kabul pernikahan, tiga bulan sebelumnya harus melakukan pemeriksaan. Nantinya data tersebut dimasukkan dalam aplikasi Elsimil.
“Adapun sistem kerja aplikasi Elsimil adalah dengan pencatatan seluruh informasi yang diperoleh dari seluruh pemeriksaan kesehatan yang dilakukan ibu dan calon ibu sebelum hamil. Utamanya tiga komponen Tim Pendamping Keluarga (TPK) yakni bidan, TP PKK dan Kader BKKBN,” jelas Rahminingrum.(ags)