Korban Terdampak Banjir Bertambah, Ini yang Dilakukan Pemerintah

KENDARINEWS.COM–Korban terdampak banjir di Kota Kendari terus bertambah. Data terbaru, korban terdampak sudah mencapai 2.255 Kepala Keluarga (KK). Jumlahnya masih berpotensi bertambah.

Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari, Muhammad Yusup mengatakan, pihaknya masih terus melaksanakan pendataan terhadap korban terdampak banjir.

“Kita masih dalam tahap pendataan. Berapa korban, berapa rusak ringan, rusak sedang, dan rusak berat. Kita lagi menghitung dan selanjutnya kita akan memperbaiki kita perbaiki secara bertahap,” ungkap Muhammad Yusup, kemarin.

Selain mendata, saat ini pihaknya masih fokus melaksanakan penyaluran bantuan sosial untuk korban terdampak dibeberapa titik terparah banjir seperti di Baito dan Lorong Durian (Kelurahan Wuawua), Jalan Nasional (Kelurahan Watu-watu), Lorong Teplan (Kelurahan Punggaloba), Lorong Ladolo (Kelurahan Dapu-dapura), dan di Kelurahan Kampung Salo.

Sebagai bentuk kesiapsiagaan, pihaknya saat ini fokus mendirikan posko siaga banjir dititik yang rawan banjir termasuk mendirikan dapur umum dan tenda pengungsian.

“Tenda pengungsian nanti kita akan bangun karena berdasarkan prediksi dari BMKG hujan ekstrim masih akan terjadi sampai tanggal 10 Maret 2023,” ungkap Muhammad Yusup.

Kepala BPBD Sultra ini meminta semua pihak untuk bersatu dan bergotong royong membantu korban banjir dibeberapa titik di Kota Kendari. Itu penting dilakukan mengingat bencana alam bukan menjadi tanggungjawab pemerintah sepenuhnya, melainkan menjadi tanggung jawab bersama. 

Sekedar informasi, sebanyak 2.255 KK yang terdampak terdiri 2.198 KK korban banjir dan 57 KK korban tanah longsor. Rinciannya, Kecamatan Kendari meliputi Kelurahan Kendari Caddi tercatat sebanyak 51 KK korban banjir dan satu KK terdampak tanah longsor dan Kelurahan Kampung Salo sebanyak 512 KK banjir. Sementara untuk Kelurahan Jati Mekar terdapat 2 KK korban tanah longsor dan Kandai 3 KK.

Selanjutnya Kecamatan Kendari Barat meliputi Sanua 6 KK korban banjir, Lahundape 199 KK, Kelurahan Sodoha 197 KK, Tipulu 26 KK, Watu-watu 133 KK, Lahundape 199 KK, Punggaloba 48 KK korban tanah longsor dan Kelurahan Kemaraya 3 KK tanah longsor.

Kemudian di Kecamatan Mandonga yang meliputi Kelurahan Korumba (225 KK korban banjir) Labibia (162 KK banjir), dan kelurahan Mandonga (5 KK banjir).

Di Kecamatan Kadia meliputi Kelurahan Kadia terdapat sebanyak 28 KK terdampak banjir, Kelurahan Bende 62 KK, Kelurahan Pondambea sebanyak 16 KK korban banjir dan Kelurahan Anaiwoi 23 rumah.

Untuk Kecamatan Wuawua, meliputi Kelurahan Anawai tercatat sebanyak 24 KK korban banjir, Wuawua 451 KK, Kelurahan Bonggoeya 52 KK, dan Kelurahan Mataiwoi 39 KK. Selanjutnya di kecamatan Puuwatu meliputi Kelurahan Lalodati 15 KK korban banjir, Watulondo 5 KK, dan Kelurahan Punggolaka 11 KK.

Kemudian di Kecamatan Baruga meliputi Kelurahan Baruga 10 KK terdampak banjir dan di Kelurahan Lepo-lepo sebanyak 48 KK. Di Kecamatan Poasia yang meliputi Kelurahan Anggoeya terdapat 10 KK korban banjir, Matabubu 1 KK, dan Kelurahan Anduonohu 2 KK.

Terakhir di Kecamatan Abeli terdapat satu kelurahan yang terdampak yakni Kelurahan Abeli sebanyak 20 KK korban banjir dan Kecamatan Nambo sebanyak dua kelurahan yakni kelurahan Tobumeita 14 KK korban banjir dan Kelurahan Bungkutoko sebanyak 13 KK. (ags/kn)

Tinggalkan Balasan