KENDARINEWS.COM — Fitur aduan melalui layanan Jaga Kendari atau Jari benar-benar dimanfaatkan warga metro. Pasca dilaunching bulan lalu, ratusan aduan telah melayangkan. Aduan warga didominasi pelayanan administrasi kependudukan (Adminduk) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Kendari. Inspektur Pembantu (Irban) Investigasi Kota Kendari, Mulyadi Muntu mengatakan seluruh aduan yang masuk langsung mendapatkan respon dari admin. Hingga kemarin, tercatat sebayak 221 aduan yang masuk. “Sebanyak 219 aduan sudah dijawab. Sisanya dua aduan masih dalam proses. Untuk penyelesaiannya kami arahkan untuk menghubungi dinas terkait atau menghubungi nomor yang telah tercantum dalam aplikasi,” kata Mulyadi.
Mulyadi enggan membeberkan secara rinci soal aduan warga. Sebab, untuk menjaga privasi pelapor dan terlapor. Hanya saja, ia sempat menyebut beberapa aduan salah satunya didominasi soal pelayanan adminduk di Disdukcapil Kota Kendari. “Beberapa aduan mengeluhkan persoalan teknis seperti kekeliruan dalam penginputan data, perbedaan data di Nomor Induk Kependudukan (NIK) serta NIK yang belum teraktivasi,” kata Mulyadi.
Terpisah, Sekretaris Disdukcapil Kota Kendari Zulkarnain mengaku telah menerima laporan atau aduan masyarakat soal pelayanan adminduk dilingkupnya. Tak sekedar menerima, pihaknya langsung meresponnya dengan memberikan solusi terhadap permasalahan yang muncul.
“Semuanya sudah tuntas. Ada beberapa NIK (nomor induk kependudukan) warga yang tidak teraktivasi itu kami sarankan datang langsung ke kantor dengan membawa dokumen pendukung seperti kartu keluarga. Tapi kami sarankan sebelum datang sekiranya melakukan registrasi dan pengambilan nomor urut di Aplikasi Jari,” kata Zulkarnain.
Sementara itu, Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir menyambut baik kolaborasi Inspektorat dan Disdukcapil dalam upaya memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat lewat aplikasi Jari. Apalagi tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang maksimal semakin tinggi. “Kita harus merespon secara cepat aduan masyarakat. Misalnya jika dalam memberikan pelayanan mungkin ada yang keliru, itu harus cepat diklarifikasi dan diberikan solusinya,” kata Sulkarnain.
Ia tak menampik masih terdapat beberapa kekurangan dalam aplikasi dan juga sumber daya manusia (SDM)-nya. Hanya saja, Sulkarnain optimis kekurangan tersebut bisa segera dibenahi. Sistem akan tetap dioptimalkan karena ini akan membantu untuk akuntabilitasnya. “Jadi kalau terkait dengan penuntasan data itu akan kita lakukan pendataan tertentu yang tetap diakomodasi dengan sistem yang ada sekarang. Ini kan sistem kita terus develop, tidak statis seperti hari ini tapi kita develop untuk mengakomodir seluruh kebutuhan masyarakat. SDM nya juga terus kita lakukan pendampingan melalui pelatihan,” pungkasnya. (b/ags)