KENDARINEWS.COM–Pembangunan tiga mega proyek Gubernur Sultra Ali Mazi bersama wakilnya Lukman Abunawas ‘AMAN’ telah tuntas.
Tiga mega proyek pasangan yang berslogan AMAN itu menanti untuk diresmikan.
Proyek perpustakaan Internasional, jalan wisata Kendari-Toronipa dan Rumah Sakit Jantung bertaraf internasional itu target diresmikan Agustus 2023.
Sementara untuk proyek pembangunan Patung Oputa Yi Koo dikebut rampung Desember 2023. Sementara proyek pembangunan kantor Gubernur Sultra dengan 23 lantai bakal dikerja secara simultan.
Kadis Cipta Karya Bina Kontruksi dan Tata Ruang Sultra Dr. Martin Effendi Patulak mengatakan, sesuai dengan tugas dan tanggungjawab di Dinas Cipta Karya Bina Kontruksi dan Tata Ruang, tentu pihaknya memiliki tugas melaksanakan program-program yang telah ditetapkan, melalui peraturan daerah dan tentunya melewati mekanisme perencanaan dan sesuai dengan program visi misi Gubernur Ali Mazi dan Wakilnya Lukman Abunawas,
Termasuk pembangunan mega proyek seperti Rumah Sakit Jantung Internasional, jalan wisata Kendari-Toronipa dan Perpusatakan bertaraf internasional bertujuan menghadirkan pelayanan prima kepada masyarakat, terutama di sektor kesehatan, pendidikan dan wisata.
“Termasuk pembangunan Kantor Gubernur Sultra yang baru, salah satu tujuannya untuk efektivitas koordinasi yang cepat dan efisien seluruh kerja OPD. Situasi kantor OPD yang terpisah, akan memakan waktu yang banyak khususnya koordinasi satu sama lain. Sehingga dibangun kantor Gubernur dengan desain terpadu,” kata Dr. Martin Effendi Patulak saat menjadi pembicara di Kendari Pos Chanel, Kamis (3/8).
Rumah Sakit jantung, perpustakaan internasional dan jalan wisata Kendari-Toronipa, kata dia, secara kontruksi telah selesai. Rencana soft launching bakal digelar Agustus ini. Khusus RS Jantung lantai dasar sampai lantai 17 telah tuntas menyeluruh dibangun.
“Perlu disampaikan bahwa saat ini telah tersedia 300 bad lebih untuk pasien. Dari lantai 5-9 sudah disiapkan. Lantai 1 dipergunakan untuk UGD dan lainnya. Lantai 2 untuk poliklinik yang terdiri 15 ruangan, hingga ruang operasi. Untuk alat operasi menggunakan standar internasional,” bebernya.
Kendati demikian, sambungnya, beberapa pembangunan exterior yang belum tuntas seperti taman dan lapangan parkir.
“Ini sementara dikebut pengerjaannya,” tambahnya.
Pembangunan Rumah Sakit Jantung menggunakan anggaran dari PT SMI. Dan PT SMI menilai RS Jantung yang dibangun Pemprov Sultra adalah RS terbaik yang pernah mereka lihat. Hasil kalkulasi mengembalikan uang pinjaman, pihaknga optimis pendapatan daerah akan signifikan saat beroperasi nanti.
“Bisa dibayangkan RS Bahteramas yang konon per tahun Rp 100,5 miliar, pasti RS Jantung akan lebih besar dan signifikan menghasilkan Pendapatan Asli Daerah. Dan jika sudah beroperasi, maka akan tersedia hampir 500 bad untuk pasien,” ujar Martin Effendi Patulak.
Dinas Cipta Karya turut juga terlibat dengan pembangunan yang berhubungan dengan sektor pertambangan. Hal itu sesuai tupoksi tata ruang. Artinya pembangunan yang dihelat mesti sesuai dengan tata ruang yang digariskan dalam undang-undang.
“Nah, saat ini sedang dalam pembangunan smelter dibeberapa Kabupaten di Sultra. Nantinya pasti menyerap tenaga kerja yang sangat banyak. Jika misalnya tiba-tiba penduduk tenaga kerja bertambah hingga 1 juta dan saat mereka sakit tanpa perlu lagi berobat jauh-jauh hingga Makassar maupun Jakarta, namun cukup ke RS Jantung Sultra,”
Martin menjelaskan, RS Jantung sekarang menjadi role model untuk Kementerian Kesehatan. Mereka memberikan himbauan kepada Provinsi dan Pemda Kabupaten dan Kota di Indonesia agar mencontoh Pemprov Sultra dalam membangun Rumah Sakit.
Sementara untuk menghidupkan Perpustakaan Bertaraf Internasional, telah ditelurkan salah satu kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemprov Sultra yakni mewajibkan setiap SMA di Kota Kendari untuk membaca buku di perpustakaan. Sekira 400 mahasiswa setiap sekolah digilir. Ini sebagai strategi membiasakan generasi muda agar mencintai membaca buku.
“Kita menginginkan pendidikan Sultra maju. Salah satu strateginya dengan menanamkan generasi muda cinta membaca buku. Fasilitas untuk itu telah disiapkan,” bebernya.
Dr. Martin Effendi Matulak menuturkan, untuk proyek patung Omputo Yi Koo ditarget rampung Desember 2023. Bekerja sama dengan pemahat patung di Jogja dengan anggaran Rp 36 miliar.
“Peruntukan anggaran itu 75 persen untuk patungnya, sisanya untuk struktur dan finishing seperti pagar, taman, keramik dan lain-lain. Patung Omputo Yi Koo akan menjadi ikon Sultra. Ikon pahlawan untuk menginspirasi masyarakat bagaimana mengisi kemerdekaan dengan pembangunan yang maju,” tandasnya. (ali/kn)