KENDARINEWS.COM– Akhir akhi ini publik dihebohkan dengan kasus pembunuhan berlatar belakang cinta segi tiga. Adalah Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kota Makassar Iqbal Asnan menjadi otak pelaku pembunuhan berencana terhadap petugas Dinas Perhubungan (Dishub) pemkot setempat, Najamuddin Sewang.
Ini sejumlah fakta kasus penembakan di Makassar yang menghebohkan publik itu:
1. Lokasi penembakan petugas Dishub Makassar Penembakan terhadap pegawai Dishub Makassar Najamuddin Sewang terjadi sekitar pukul 10.00 WITA di Jalan Danau Tanjung Bunga, Minggu (3/4). Saat itu Najamuddin baru saja selesai bertugas mengatur lalu lintas di Jalan Metro Tanjung Bunga.
2. Lubang bekas tembakan di ketiak kiri Najamuddin Sewang Sebelum terungkap sebagai kasus pembunuhan, polisi menyatakan penyebab kematian Najamuddin ialah kecelakaan tunggal akibat serangan jantung. Begitu juga ketika dibawa ke rumah sakit terdekat. Saat jenazah dibawa ke rumah duka dan akan dimandikan, pihak keluarga menemukan ada lubang seperti bekas tembakan pada bagian ketiak kiri hingga akhirnya jenazah dibawa ke RS Bhayangkara untuk diautopsi.
Dua jam setelah autopsi, tim dokter RS Bhayangkara berhasil mengangkat proyektil yang bersarang di dalam paru-paru korban. Disimpulkan penyebab kematian karena paru-paru bocor akibat tertembus peluru.
3. Kombes Budhi Haryanto pimpin tim gabungan menangkap Kasatpol PP Makassar Tim Gabungan Polrestabes Makassar dan Polda Sulawesi Selatan menangkap Kasatpol PP Makassar Iqbal Asnan di rumahnya.
4. Iqbal Asnan merencanakan pembunuhan selama 2 tahun Kombes Pol Budhi Haryanto mengatakan perencanaan pembunuhan terhadap pegawai Dishub Makassar Najamuddin Sewang dimulai sejak 2020. “Berdasarkan pengakuan tersangka, perencanaan ini sejak tahun 2020 dan baru terlaksana sekarang,” ujarnya menjelaskan motif penembakan, Senin (18/4). Kombes Budhi Haryanto menyatakan, perencanaan pembunuhan pada 2020 dengan menyuruh seseorang untuk melemparkan sesuatu, diduga guna-guna atau santet, ke rumah korban. Namun, pada saat itu gagal. “Katanya sih melemparkan sesuatu ke rumah korban, tetapi gagal dan baru sekarang ini berhasil setelah direncanakan dengan matang,” ujar Kombes Budhi. Gagalnya pembunuhan di tahun itu, dan makin tingginya angka kasus Covid-19, menyebabkan rencana pembunuhan tertunda hingga akhirnya berhasil dilaksanakan di awal Ramadhan 1443 Hijriah.
5. Cinta segitiga, Iqbal Asnan terbakar api cemburu Kombes Budhi Haryanto menjelaskan motif Kasatpol PP Makassar menjadi dalang pembunuhan terhadap Najamuddin Sewang karena terbakar api cemburu. Najamuddin diketahui juga mendekati kekasih gelap Iqbal Asnan, yakni perempuan yang juga salah seorang pejabat eselon IV di Dishub Makassar berinisial R. “Ini cinta segitiga, hubungan terlarang. Perencanaan pembunuhan di tahun 2020 dan baru sekarang terealisasi. Itu semua karena terbakar api cemburu,” kata Kombes Budhi. 6. Cinta segitiga melibatkan pegawai dalam satu kantor Kombes Budhi menjelaskan, baik korban, pelaku, dan wanita inisial R yang diperebutkan itu, pernah satu kantor, yaitu di Dishub Makassar. Tersangka Iqbal Asnan pernah menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dishub Makassar pada 2018. Dia dimutasi dan dilantik menjadi Kepala Satpol PP Makassar pada 2021.
7. Oknum polisi menjadi eksekutor penembakan terhadap Najamuddin Sewang Kombes Pol Budhi Haryanto mengatakan bahwa eksekutor penembakan yang menewaskan pegawai Dinas Perhubungan Makassar Najamuddin Sewang berprofesi sebagai anggota Polri. “Sesuai instruksi pimpinan, tidak ada yang kebal hukum dan proses tegas semua yang terlibat,” ujarnya. Dia mengatakan pengungkapan kasus penembakan itu berawal dari penangkapan oleh eksekutor penembakan berinisial SL.
Namun, Kombes Budhi enggan merinci di mana tempat SL bertugas dan berapa lama menjadi anggota Korps Bhayangkara. “Yang pasti kita (Polrestabes Makassar) tidak pandang bulu, kita profesional dalam menangani setiap perkara. Meski seorang polisi jika terlibat pidana, maka tetap akan berhadapan hukum,” katanya.
8. Oknum polisi inisial SL tidak meminta bayaran Kombes Pol Budhi Haryanto menyatakan SL tidak meminta bayaran kepada Iqbal Asnan. SL hanya ingin membantu Iqbal Asnan untuk menyukseskan misinya melenyapkan korban Najamuddin Sewang karena ikut merasakan sakit. “Kalau SL ini tidak meminta bayaran dia sama-sama satu kampung dengan MIA. SL merasa ikut sakit ketika MIA disakiti,” terangnya.
9. Pistol yang dipakai pelaku penembakan dibeli di jaringan teroris Kombes Pol. Budhi Haryanto mengatakan pelaku membeli pistol yang dipakai untuk menembak pegawai Dishub Makassar Najamuddin Sewang dari jaringan teroris. “Pistol jenis revolver itu dibeli secara online (daring) oleh tersangka dan ternyata belinya sama jaringan teroris,” kata Kombes Budhi Haryanto. Hasil uji forensik di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Cabang Makassar menyebutkan pistol tersebut bukan rakitan, melainkan senjata pabrikan.
Begitu juga dengan proyektil berkaliber 33 dan 38, merupakan hasil pabrikan. Saat kejadian, tiga butir peluru ditembakkan pelaku dan selongsong pelurunya sudah disita. Disita juga peluru utuh yang berjumlah 53 butir, termasuk senjata jenis pistol revolver tersebut. “Setelah didalami tempat mendapatkan senjatanya, pelaku mengaku membeli secara online. Setelah ditelusuri, ternyata itu adalah jaringan teroris. Ini sementara didalami lagi,” katanya. Dalam perkara itu, polisi telah menetapkan lima orang tersangka yang masing-masing berinisial MIA (Kasatpol PP Makassar), SU, CA, AS, dan SL. Iqbal Asnan bertindak sebagai otak dari pembunuhan dibantu empat orang lainnya sebagai perencana dan eksekutor. Polisi telah memeriksa 25 orang, termasuk memeriksa rekaman kamera pengawas (CCTV) di 10 titik, baik di sepanjang Jalan Danau Tanjung Bunga maupun Jalan Metro.
Najamuddin Sewang tewas. Iqbal Asnan terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup. Bagaimana kabar perempuan inisial R yang menjadi rebutan?(antara/sam/jpnn/kn)