Periksa Kesehatan Hewan Kurban, Distan Kerahkan 48 Tim, Sasar 11 Kecamatan

Ketgam : Kepala Distan Kendari, Sitti Ganef saat melakukan monitoring terhadap sejumlah pedagang hewan kurban di Kota Kendari. Sitti Ganef memastikan hewan kurban yang dijual sehat dan tidak memiliki gangguan fisik (cacat).

KENDARINEWS.COM– Dinas Pertanian (Distan) Kendari tengah gencar memonitoring sejumlah tempat penjualan hewan kurban. Upaya itu dilakukan untuk memastikan hewan kurban yang diperdagankan sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat.

Pemeriksaan sudah berlangsung sejak kemarin (15/07) ditiga titik pusat penjualan kurban di Kendari yakni Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPH-R) Kendari, Rakas Farm, UD Jumain. Hasilnya, petugas tidak menemukan hewan kurban yang sakit maupun kelainan fisik (cacat).

Kepala Distan Kendari Sitti Ganef mengungkapkan, dalam melaksanakan pemeriksaan terhadap sejumlah lokasi dagang hewan kurban, pihaknya mengerahkan sekira 48 tim yang terdiri dari unsur perwakilan Dinas Pertanian, Penyuluh Pertanian dan Pertenakan, Balai Karantina Hewan dan beberapa doker hewan. Adapun sasarannya adalah seluruh lokasi penjualan hewan kurban diseluruh kecamatan di Kota Kendari.

“Jadi kami bergerak serentak mulai H-6 Idul Adha. Tujuannya tentu untuk mengetahui kondisi kesehatan hewan kurban yang dijual pedagang. Jika ditemukan sakit atau hewan memiliki kelainan fisik/cacat itu langsung kita amankan. Karena tidak layak untuk dikonsumsi,” kata  Siti Genaf.

Dalam melakukan monitoring, Siti Ganef menyempatkan waktu untuk mengedukasi pedagang agar betul-betul memperhatikan kualitas hewan kurban yang dijual demi kesehatan masyarakat. Ia pun menyarankan kepada calon pembeli agar mengutamakan prinsip ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal) saat memilih hewan kurban.
Pada kesempatan yang sama, Marketing Rakas Farm Agum Prawira menyambut baik monitorin kesehatan hewan kurban yang dilaksanakan Distan Kendari. Menurutnya, giat tersebut sangat membantu pihaknya dalam memproteksi hewan kurban yang tidak layak dijual kepada masyarakat.

“Biasaya kami hanya melihat dari sisi fisiknya saja. Kalau besar pasti sehat. Padahal belum tentu. Pemeriksaannya meliputi antemortem dan post mortem. Kita diedukasi bagaimana cara mengenali hewan kurban sedang sakit. Kalau ada tentu tidak dijual. Alhamdulillah ditempat kami tidak ada temuan. Semua ternak yang kami jual sehat dan siap untuk dijadikan hewan kurban,” kata Agum.

Pada sisi lain, Agum mengaku hewan kurban (Sapi) yang didagangkannya berasal dari peternakan sapi di Konawe Selatan. Sehingga ia memastikan sapi yang dijual dalam keadaan sehat dan tidak stres karena jarak antar yang tidak terlampau jauh jika dibandingkan sapi yang didatangkan dari daerah lainnya. “Salah satu penyebab sapi sakit karena stres akibat lama dalam perjalanan. Lokasi peternakan kami dekat dari Kendari, berada di Kecamatan Moramo Utara atau hanya menempuh jarak sekira 45 menit. Selain itu harganya terjangkau mulai Rp 11 jutaan,” kata pungkasnya. (ags)

Tinggalkan Balasan