Kadishub: Jalur Torobulu-Tampo Selalu Padat

KENDARINEWS..COM–Arus mudik lebaran 1446 Hijriah diperkirakan padat mulai H-7 sebelum lebaran. Terutama di jalur penyeberangan Amolengo – Labuan dan Torobulu – Tampo.

Dinas Perhubungan Sulawesi Tenggara (Dishub Sultra) menjalin komunikasi dengan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) untuk memastikan ketersediaan armada yang cukup. ASDP akan menyiapkan 4 kapal feri di jalur Torobulu – Tampo, yang menjadi salah satu rute tersibuk saat musim mudik.

“ASDP akan menyediakan armada kapal feri tambahan untuk penyeberangan Torobulu-Tampo. Di sana selalu padat saat mudik lebaran,” ujar Kepala Dishub Sultra, Muhammad Rajulan, Rabu (19/3/2025).

Selain menambah jumlah armada, pihaknya juga menekankan pentingnya pemeriksaan teknis terhadap kapal-kapal yang akan beroperasi. Hal ini bertujuan, untuk memastikan kapal dalam kondisi layak beroperasi. Sehingga, tidak terjadi kendala teknis yang dapat menghambat kelancaran arus mudik.

“Pemeriksaan ini bertujuan, agar kapal-kapal yang akan beroperasi tidak mengalami kerusakan. Karena tidak ada unit pengganti jika salah satunya mengalami kendala,” jelas Muhammad Rajulan

Pengelola pelabuhan juga akan meningkatkan sistem antrean, agar lebih tertib serta memastikan aspek keselamatan pelayaran tetap terjaga.

Sementara itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi puncak arus mudik pada H-3 lebaran atau Jumat, 28 Maret 2025. Hal tersebut berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan.

“Survei awal sebelum WFA, kami melihat terjadi lonjakan di H-3. Dengan diberlakukan WFA, maka terjadi persebaran keberangkatan masyarakat. Terjadi lonjakan pada H-3 juga, tapi tidak sedrastis jika tidak WFA,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi.

“Tanpa WFA, pada H-3 terdapat 16,8 juta orang yang berpergian, sedangkan dengan WFA menjadi 12,1 juta orang,” sambung Menteri Dudy.

Lebih lanjut, Menteri Dudy membeberkan pergerakan masyarakat saat puncak mudik paling banyak menggunakan transportasi mobil pribadi sebanyak 23 persen atau 33,69 juta orang.

Kemudian, disusul oleh bus 16,9 persen atau 24,76 juta orang, kereta api antarkota 16,1 persen atau 23,58 juta orang, pesawat 13,5 persen atau 19,77 juta orang, serta sepeda motor 8,7 persen atau 12,74 juta orang. (rah/b/jpg)

Tinggalkan Balasan