KENDARINEWS.COM –Dinas Tanaman Pagan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara (Distanak Sultra) mencegah penularan rabies di Bumi Anoa. Distanak gencar turun lapangan, memantau kondisi hewan liar, untuk memastikan tak ada kasus rabies.
Kepala Distanak Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan, rabies harus diwaspadai. Meski belum ada laporan kasus saat ini, namun tetap harus terus dipantau. Sebab, penyakit ini sangat berbahaya bagi manusia. Biasanya, ditularkan melalui gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi virus rabies.
“Hingga saat ini, kami belum menerima laporan dari Distanak kabupaten/kota, maupun masyarakat tentang adanya kasus rabies di Sultra. Meski demikian, kami terus melakukan langkah pencegahan,” ungkap Rusdin Jaya, kemarin.
Dijelaskan, saat ini dalam upaya mencegah kasus rabies di Sultra, pihaknya telah mengarahkan dokter hewan untuk terus melakukan pemantauan gejala rabies. Pemantauan ini, khusus terhadap hewan liar yang berkeliaran, sebagai langkah antisipasi mencegah rabies.
“Pemantauan dilakukan untuk memastikan rabies tidak ada di wilayah kita. Bahkan kita terus melakukan monitoring, pemantauan dan edukasi kepada masyarakat, agar sebisa mungkin menghindari hewan liar yang ada di sekitar,” harapnya.
Lanjut dia, vaksinasi rabies masih menjadi alat utama dalam pengendalian penyakit ini. Namun kini, vaksin rabies kian terbatas. Pihaknya telah koordinasi dengan Balai Kesehatan Hewan di Surabaya, terkait vaksin rabies.
“Karena menurut Wolrd Health Organization (WHO), potensi rabies untuk di Indonesia terdapat di wilayah Bali. Sehingga, seluruh stok vaksin di prioritaskan di sana. Setelah Provinsi Bali terpenuhi, maka akan didrop ke provinsi lain, termasuk Sultra,” terangnya.
Rusdin berharap, masyarakat melaporkan, jika menemukan hewan liar yang mencurigakan dan diperkirakan tertular rabies.
” Kami berharap, masyarakat bisa lebih tanggap. Apalagi bila mencurigai, ada hewan liar yang tertular rabies segera laporkan ke Distanak Sultra,” imbuhnya. (Kn/rah)
