Dispar Kolaborasi Menggairahkan Sektor Pariwisata Daerah

KENDARINEWS.COM—Pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam menopang perekonomian. Oleh karena itu, pemerintah berusaha untuk menggeliatkannya melalui beberapa strategi. Itulah yang dibahas dalam Rapat Kordinasi (Rakor) Pengembangan Pemasaran Pariwisata Daerah yang digelar Dinas Pariwisata (Dispar) Sulawesi Tenggara (Sultra) di Claro Kendari, kemarin.

Kepala Dispar Sultra, Belli mengungkapkan, Rakor pengembangan pemasaran pariwisata daerah penting dilakukan guna mendukung program Gerakan Nasional Gernas Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) dimana Sultra merupakan satu dari sembilan Provinsi yang ditetapkan sebagai pelaksana Gernas tersebut.

“Tahun ini (2023) Sultra dibebankan mendatangkan sebanyak 6,6 juta wisatawan. Mudah-mudahan melalui Rakor ini dapat menyatukan persepsi dan tujuan bersama dari 17 Kabupaten dan Kota untuk mensukseskan program pemerintah,” ungkap Belli usai membuka Rakor, kemarin.

Belli optimis, lewat Rakor ini, Sultra bisa mencapai target yang telah ditetapkan pemerintah. Itu juga di dukung dengan menggeliatnya usulan desa di Sultra menjadi desa wisata. 

“Di Sultra lagi marak-maraknya desa wisata. Itu mulai tumbuh pasca lolosnya beberapa desa dalam ajang ADWI (Anugerah Desa Wisata) berturut-turut mulai tahun 2020, 2021, dan 2022,” ungkap Belli.

“Banyak pegiat desa termasuk kepala desa yang mendorong desanya menjadi desa wisata. Hingga saat ini (Juni 2023) tercatat sebagai jaringan desa wisata sebanyak 269 Desa dari 1.908 desa di Sultra. Jumlahnya sekira 16 persen. Nah melalui Rakor ini, kita coba untuk mendorong bagaimana desa wisata itu bisa bisa sampai 30 persen atau sekitar 300 – 600 Desa Wisata,” sambungnya.

Belli menambahkan, pihaknya akan tetap melakukan gerakan penyadaran agar desa wisata di Sultra mampu melibatkan masyarakat dalam membangun wisatanya termasuk aktif dalam memasarkan wisatanya lewat media sosial (medsos) untuk menarik perhatian wisatawan.

“Sudah ada beberapa desa yang membuat promosi aktif di media sosial sehingga desanya menjadi salah satu kunjungan diakhir pekan. Ini sangat positif mudah-mudahan bisa dipertahankan dan kami siap memberikan bimbingan dan pendampingan,” kata Belli.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Dwi Marhen Yono menyambut baik pelaksanaan Rakor tingkat Sultra. Menurutnya, Rakor ini sangat positi dalam rangka menggairahkan sektor wisata daerah.

“Melalui rakor ini kita coba untuk menyamakan persepsi, apa target (pariwisata)kita, isu apa, kemudian strateginya bagaimana,” ujarnya.

Ia mencontohkan, saat ini belum banyak daerah yang menyadari bahwa alam bukan menjadi satu-satunya daya tarik wisata. Namun berdasarkan hasil survei, pertama, orang beri wisata itu untuk menikmati seni budaya lokal (28 persen), menghadiri Event (24 persen), menikmati kuliner khas (22 persen), sementara menikmati indahnya alam itu hanya 18 persen. 

“Ini (hasil survei) kita sudah sampaikan ke teman-teman di daerah agar tidak salah target, agar tidak salah menyiapkan destinasi,” ungkap Marhen.

Ia menambahkan, saat ini pemerintah juga tengah konsen dalam membangun kreativitas pemasaran pariwisata dengan memanfaatkan media sosial maupun kanal lainnya. Untuk itu, setiap daerah khususnya Dispar wajib memiliki tim kreatif.

“Dispar harus menyiapkan tim kreatif. Haris ada desain grafis, ada fotografer, dan lainnya yang nantinya setiap hari akan menyiapkan konten kreatifnya. Bagi daerah yang belum punya kita paksa harus punya tim kreatif,” tegas pria asal Banyuwangi ini.

Disisi lain, kata Marhen, pariwisata daerah harus memiliki dan menerapkan lima pilar dalam mendukung perekonomian daerah. Lima pilar itu yakni Sumber Daya Manusia (SDM), kemudian memiliki industri seperti hotel, restoran, dan maskapai, selanjutnya kelembagaan, pemasaran, dan dan terakhir punya destinasi. 

“Ketika semuanya sudah siap baru kita jual, karena pariwisata adalah bisnis kebahagiaan, ketika mereka yang datang itu merasa bahagi la, maka mereka akan mengeluarkan banyak uang. Kita sebagai pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif akan kebagian uang masuk, tentunya ini sangat baik bagi perekonomian kita,” pungkasnya. (ags/kn)

Tinggalkan Balasan