KENDARINEWS.COM–Warga Sulawesi Tenggara yang jadi perantau diminta untuk bersatu dalam wadah Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara (KKST). Jadi diluar tidak lagi berdiri sendiri, misalnya Kerukunan Buton, Muna, Wakatobi, Baubau, Kolaka, Tolaki (Konawe,red) dan lain-lain.
“Sebetulnya kita tidak perlu menggunakan itu lagi. Hari ini sudah terbentuk yang namanya Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara (KKST),” ujar Gubernur Ali Mazi saat bersilaturahmi dengan perantau Sultra di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), baru-baru ini.
Gubernur Ali Mazi menyatukan organisasi kerukunan warga Sultra di Kaltim terintegrasi dalam satu wadah bernama KKST.
“Ketika saya datang pada peletakan batu pertama IKN, saya bertemu beberapa tokoh masyarakat dari Sultra. Waktu itu memang agak terburu-buru sehingga tidak terlalu sempurna. Sehingga saya minta perlu dibentuk kembali KKST agar kita tidak terpecah-pecah. Kita tidak lagi menyebut Kerukunan Buton, Muna, Kendari, Baubau dan Kerukunan Tolaki. Kita harus jadi satu. Namanya masyarakat Sultra,” tuturnya.
Gubernur Ali Mazi berada di Balikpapan usai menghadiri undangan Pemprov Kaltim dalam rangka penyerahan Pataka Bulan Pengurangan Risiko Bencana. Ia didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sultra, Muhammad Yusup yang juga Pj.Bupati Buton Tengah.
Gubernur Ali Mazi mengingatkan agar masyarakat Sultra harus saling bahu-membahu di tanah rantau. Selain itu, Gubernur Ali Mazi mengajak masyarakat Sultra untuk selalu menjaga hubungan baik dan harmonis dengan masyarakat Kota Balikpapan. “Dengan tetap menjunjung tinggi nilai budaya dan moral masyarakat di Provinsi Kaltim ini,” pintanya.
Sebelumnya, perwakilan masyarakat Sultra di Balikpapan yang juga Ketua Kerukunan Keluarga Buton Syafrudin, mengatakan, sekira 20 persen dari 3,793 juta jiwa penduduk Provinsi Kaltim adalah warga asal Sultra. “Kehadiran masyarakat Sultra di Provinsi Kaltim bergerak pada jasa perekonomian baik di sektor perikanan hasil laut maupun sektor perkebunan,” ujarnya.(kn)