Jokowi Tak Ingin Terjadi Lagi Kasus Kekerasan Anak

KENDARINEWS.COM — Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara peringatan Hari Anak Nasional yang digelar di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengaku senang dapat bisa berinteraksi dan melihat keceriaan dan keaktifan anak-anak yang menunjukkan kreativitasnya.

“Saya senang melihat anak-anak ceria seperti ini dengan kreativitas yang bermacam-macam dengan menunjukkan keaktifannya. Saya kira itulah sebetulnya dunia anak-anak. Jangan kita terlalu memaksa anak-anak untuk sesuai dengan keinginan orang-orang dewasa, karena memang anak-anak adalah anak-anak, dunia mereka adalah dunia anak-anak,” kata Jokowi sebagaimana dalam siaran pers, Minggu (24/7).

Kepala negara mengatakan, anak-anak memiliki dunia bermain dengan keceriaannya masing-masing. Oleh sebab itu, Jokowi berharap agar kasus perundungan (bullying) dan segala bentuk kekerasan terhadap anak-anak tidak akan terjadi lagi.

“Inilah yang harus kita jaga bersama-sama agar anak-anak kita ini memiliki dunia bermain, dunia anak-anak dengan keceriaannya mereka. Jangan sampai terjadi lagi yang namanya perundungan,” tutur Jokowi.

Jokowi menuturkan, kasus perundungan yang terjadi merupakan tanggung jawab semua pihak untuk mencegahnya, termasuk orang tua, para pendidik, dan seluruh masyarakat.

“Saya kira perundungan yang namanya penyiksaan fisik, yang namanya kekerasan secara verbal, kekerasan fisik saya kira semuanya jangan terjadi lagi. Dan ini sekali lagi tanggung jawab orang tua, tanggung jawab para pendidik, tanggung jawab sekolah, dan tanggung jawab masyarakat, kita semuanya,” tegas Kepala Negara.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi menegaskan bahwa semua kasus kekerasan, baik kekerasan fisik maupun seksual harus diproses secara hukum dengan tegas sesuai dengan peraturan yang ada sehingga kasus tersebut tidak akan terjadi lagi ke depannya.

“Karena memang aturannya itu tidak diperbolehkan dan itu ada pidananya. Saya kira penegakan hukum yang keras, penegakan hukum yang tegas terhadap kegiatan-kegiatan yang seperti itu memang menjadi tanggung jawab kita semuanya untuk memagari agar tidak terjadi lagi,” pungkas Jokowi.

Kemendikbudristek Soroti Minimnya Lagu Anak-Anak

Momen Hari Anak Nasional 2022 di Kemendikbudristek dimeriahkan kegiatan pentas Kita Cinta Lagu Anak (KILA). Minimnya lagu khusus untuk anak-anak masih menjadi sorotan. Kemendikbudristek prihatin banyak anak-anak malah menyanyikan lagu orang dewasa. Contohnya anak-anak asik menyanyikan lagi dewasa seperti Keong Racun dan lainnya.

Kegelisahan tersebut disampaikan Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Kemendikbudristek Ahmad Mahendra. Dia mengatakan kegiatan KILA digagas sejak 2020 lalu. “Tujuannya mengatasi persoalan ketersediaan lagu khusus anak-anak,” katanya, kemarin.

Mahendra menuturkan situasi saat ini cukup memprihatinkan. Karena banyak anak-anak yang menyanyikan lagu dewasa. “Ini miris sekali,” tutur dia. Mahendra berharap dengan kegiatan KILA, setiap tahun bisa diproduksi lagu-lagu khusus anak-anak yang baru.

Dia menuturkan tema KILA tahun ini adalah anti perundungan dan intoleransi. Dia bersyukur minat seniman sangat tinggi. Total ada 3.000 lebih pendaftaran. Mahendra optimistis ke depan lagu-lagu khusus anak-anak bakal semakin banyak. Jadi anak-anak tidak lagi menyanyikan lagu dewasa. Lagu dalam kegiatan ini dikelompokkan untuk usia 5-7 tahun dan 8-13 tahun.

Sekretaris Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek Fitra Arda mengatakan perlu dihidupkan kembali semangat mencipta lagu anak-anak. Bertepatan dengan Hari Anak Nasional Fitra mengatakan anak-anak perlu diberi ruang untuk berkarya dan hidup di alamnya sendiri. “Menjamin pemenuhan hak anak untuk tumbuh berkembang dengan baik,” jelasnya. Selain itu menciptakan lingkungan anak-anak yang aman dan bersih dari kekerasan. (jpg)

Tinggalkan Balasan