Beras Owoha Jadi Komoditas Unggulan

KENDARINEWS.COM — Berbagai upaya dilakukan Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir dalam memulihkan perekonomian. Tidak hanya di sektor pariwisata, pengembangan UMKM dan infrastruktur, Pemkot Kendari turut fokus di bidang pertanian organik. Salah satunya menjadikan beras Owoha sebagai komoditas unggulan daerah.

Untuk mendorong sektor ini, Pemkot menyalurkan bantuan bibit, pupuk dan peralatan mesin pertanian (alsintan). Di sisi lain, pemerintah ikut melakukan pendampingan terhadap para petani. Lahan yang disiapkan mengembangkan padi organik mencapai ratusan hektar.

Sulkarnain Kadir mengungkapkan, beras organik Owoha sengaja diproduksi di kawasan persawahan Amohalo mengingat lahan pertanian Kota Kendari yang tidak terlampau luas. Saat ini, lahan sawah yang ditanami padi organik baru mencapai 450 hektar. Setiap hektar bisa menghasilkan gabah kering 4 – 5 ton.

Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir (dua dari kanan) mencoba menggunakan peralatan mesin pertanian (alsintan)

“Pengembangan beras organik sangat penting agar hasil produksi petani memiliki ciri khas tersendiri dan menambah nilai jual hasil panen petani di Kawasan Amohalo Baruga. Selain dapat meningkatkan kesejahteraan petani, produksi beras owoha dapat mewujudkan ketahanan pangan dan akan berkontribusi positif terhadap penerimaan asli daerah (PAD),” kata Sulkarnain Kadir.

Sebagai upaya mendukung pengembangan padi organik owoha, pihaknya berkomitmen memberikan pendampingan dan bantuan kepada petani. Mulai bantuan bibit, pupuk dan alsintan. Selain itu, pihaknya juga akan segera merealisasikan Kolam Regulasi (Regulation Pool) dikawasan Nanga-nanga yang tidak berada jauh dengan kawasan persawahan Amohalo.

“Nanti kita akan bangun kolam regulasi yang salah satu fungsinya adalah mengairi lahan persawahan Amohalo. Saat ini kan kita hanya harap air hujan atau sawah hujan. Nanti kita rubah jadi sawah irigasi. Sehingga siklus panennya bisa menjadi lebih banyak, dari dua kali bisa menjadi tiga kali,” kata Sulkarnain Kadir.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kendari, Sitti Ganef mengatakan, pengembangan padi organik di Kota Kendari sangat tepat. Pasalnya, potensi lahan pertanian (sawah) tidak terlalu besar. Yakni hanya 700 hektar. Sehingga hasil panen yang diharapkan memiliki ciri khas tersendiri agar bisa jadi komoditas unggulan.

Sitti Ganef menyebut, padi (beras) organik amohalo memiliki beberapa keunggulan lebih dari beras lain pada umumnya. Beras organik amohalo memiliki tekstur lebih lembut, memiliki bulir padi lebih besar dan aman untuk dikonsumsi karena dibudidayakan tanpa menggunakan pupuk kimia.

“Beras orgabik pakai pupuk kandang, pupuk hijau atau kompos. Jadi bebas dari zat kimia. Saya sarankan masyarakat untuk mengkonsumsi beras jenis ini apalagi asalnya dari daerah kita sendiri. Supaya petani kita untung, masyarakat kita juga bisa sehat,” kata Siti Ganef. (b/ags)

Pemulihan Ekonomi di Sektor Pertanian
-Pengembangan Pertanian Organik (Beras Owoha)
-Salurkan Bantuan Bibit, Pupuk dan Alsintan
-Pembinaan dan Pendampingan Petani
-Garap Lahan Tidur jadi Area Pertanian
-Bangun Kolam Regulasi di Nanga-nanga
-Jalin Kerjasama dengan Kementan
-ASN Wajib Beli Produk Petani Lokal

Wujudkan Swasembada Pangan, Garap Lahan Tidur
-Jalin Kerjasama dengan Kementan

Lahan tidur di Kota Kendari cukup luas. Berdasarkan data Dinas Pertanian (Distan) Kota Kendari, jumlahnya mencapai 11 ribu hektar. Atas dasar itu, Pemkot Kendari berencana menggarapnya menjadi lahan pertanian.

Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir mengaku telah menginstruksikan Distan untuk mendorong masyarakat mengalih fungsikan lahannya yang tidak terpakai menjadi lahan pertanian. Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, sekaligus menjaga ketahanan pangan daerah termasuk mendukung program swasembada pangan yang digaungkan Presiden Joko Widodo.

Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir (tengah) dan anggota DPRD berfoto dengan petani penerima bantuan.

“Saya sudah instruksikan Dinas Pertanian untuk menginventarisir seluruh lahan tidur yang ada. Kita ajak masyarakat untuk memanfaatkannya agar lahannya bisa produktif dan menghasilkan bahan pangan. Minimal hasil (panen)-nya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Sulkarnain Kadir.

Terpisah, Kepala Distan Kendari, Sitti Ganef mengaku, pemerintah mulai kembali mengarap dan mengelola lahan tidur atau tidak terolah di Kota Kendari untuk dijadikan lahan baru penanaman padi atau jenis tanaman lain. “Lahan tidur yang ada di Kota Kendari sebagian besar sudah mulai digarap. Kalau misalnya ada lahan-lahan kering, kami akan upayakan untuk dikelola dengan baik. Kebetulan kita ada program untuk penanaman jenis tanaman yang bisa dimanfaatkan,” kata Sitti Ganef.

Untuk membantu petani, Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir (kiri) menyerahkan bantuan

Sitti Ganef mengungkapkan, jumlah keseluruhan area pertanian di Kota Kendari ada sekitar 11 ribu hektar. Itu terdiri dari pertanian tanaman pangan, holtikultura, termasuk ada pertenakan didalamnya. “Kita terus berusaha agar belasan ribu hektar bisa dikelola semuanya. Termasuk lahan tidur. Kalaupun ada lahan kering nanti bisa kita manfaatkan untuk ditanami padi gogo yang memang cocok di lahan kering dan bukan padi sawah, dan juga tanaman-tanaman holtikultura lainya,” ungkap Sitti Ganef.

Untuk mencapai target tersebut, pihaknya kemudian menggandeng Kementerian Pertanian (Kementan). Kolaborasi yang terjalin pun akhirnya mendorong Kementan menyalurkan bantuan. Distan menerima bantuan berupa benih, pupuk dan alsintan. (c/ags)

Tingkatkan Kesejahteraan, Serap Hasil Panen Petani

Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir mengimbau jajarannya untuk menyerapkan seluruh hasil pangan petani lokal. Upaya itu dilakukan untuk meningkatkan pendapatan petani lokal sebagai salah satu unsur yang menyokong perekonomian daerah Apalagi hasil pertanian di Kota Kendari cukup melimpah.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini lalu mencontohkan produksi beras organik “Owaha”. Dalam sekali panen, produksi padi petani lokal ini bisa mencapai sekira 100 ton. Jumlah tersebut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Kendari sekira 70 ton perhari.

Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir (tiga dari kanan) menggelar panen raya di kawasan argowisata Amohalo.

“Saya sudah keluarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Kendari nomor 521/4587/2021. Kami meminta seluruh ASN untuk membeli produk pangan lokal dan pangan olahan dari petani atau dari UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) kita. Ini penting supaya bisa jadi stimulan bagi sektor pertanian terlebih di masa pandemi,” kata Sulkarnain Kadir.

Selain produk beras Owoha, beberapa hasil pangan petani yang bisa dibeli ASN maupun masyarakat umum lainnya adalah produk pangan olahan buah pisang (kripik pisang dan sirup pisang), olahan cabai (cabai kering dan bubuk), olahan tanaman jahe (jahe kering dan bubuk), olahan bawang merah (bawang goreng), olahan sagu (sagu keringa dan olahan kue sagu/bagea dan lain-lain) serta produk sayur sehat hidroponik.

“Semua itu adalah hasil olahan petani kita melalui pendampingan Dinas Pertanian. Makanya saya harap betul seluruh ASN menjadi contoh bagi masyarakat dengan menyerap hasil pertanian maupun olahannya, supaya petani kita sejahtera dan semakin semangat untuk bertani,” kata Sulkarnain.

Jika kesadaran untuk mengkonsumsi hasil pangan petani lokal sudah terbangun, maka tidak menutup kemungkinan akan diikuti oleh masyarakat. Ini sangat positif, selain berefek pada peningkatan kesejahteraan petani juga membantu pemerintah dalam menggairahkan sektor pertanian sebagai penopang ekonomi daerah. (c/ags)

Tinggalkan Balasan