KENDARINEWS.COM — Dalam sepekan terakhir, Kota Kendari diguyur hujan. Meski intensitasnya tidak terlalu tinggi, namun berlangsung dengan durasi cukup lama. Kondisi itu berpeluang menimbulkan bencana Hodrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim (Stamar) Kendari, Sugeng Widarko mengatakan fenomena hujan yang terjadi sepekan terakhir ini disebabkan oleh suhu permukaan air laut yang menghangat, khususnya yang berada di bagian Timur laut Kendari.
“Sebenarnya, kita sudah memasuki musim kemarau. Pada musim kemarau cuaca cenderung terik yang menyebabkan suhu permukaan air laut menghangat. Nah inilah yang memicu terjadinya hujan di daratan. Tidak deras, tapi hujannya awet, hujannya lama,” kata Sugeng, kemarin.
Meningkatnya suhu permukaan air laut kata dia, diprediksi berlangsung selama sepekan hingga dua minggu kedepan. Olehnya itu, pihaknya meminta masyarakat khususnya yang bermukim dibantaran sungai untuk mewaspadai potensi terjadinya banjir.
“Potensi hujannya agak lama. Tapi berdasarkan pengamatan kami pada tanggal 22 sampai 23 Agustus itu kemungkinan kecil terjadi hujan. Nanti tanggal 24 lagi baru mulai hujan. Ini bisa menyebabkan kondisi tanah menjadi jenuh, tidak maksimal menyerap air. Sehingga tomatis akan mengalir ketempat yang lebih rendah jadi masyarakat dibantaran sungai harus waspada banjir. Sementara yang tinggal dilereng harus waspada bencana tanah longsor,” kata Sugeng.
Terpisah, Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir mengaku telah menginstruksikan jajarannya untuk bersiap melakukan mitigasi bencana jika terjadi hal yang tidak diinginkan. “Beberapa hari ini daerah kita diguyur hujan. Tentu kita harus waspada. Saya sudah perintahkan BPBD dan Dinas Sosial untuk bersiap. Khususnya mengawasi wilayah kita yang rawan terjadi banjir seperti di kawasan Sungai Wanggu,” kata Sulkarnain Kadir.
Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) PKS Sultra ini mengingatkan masyarakat khususnya yang bermukim di bantaran sungai wanggu untuk tetap waspada jika kondisi hujan tak kunjung reda. Ia berharap masyarakat tidak bertahan dirumah apalagi jika sudah mengetahui kondisi air sungai mulai meluap.
“Sebenarnya kita sudah punya kolam retensi. Saat ini sudah berfungsi dengan baik. Akan tetapi kita tidak boleh takabur. Tetap waspada karena bencana bisa terjadi kapan dan dimana saja. Kalau airnya mulai naik, segera evakuasi diri dan laporkan segera kepada pemerintah,” kata Sulkarnain Kadir. (b/ags)