Pembangunan Infrastruktur Pengendali Banjir Dilanjutkan Tahun Ini

Ketgam : Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Menteri PUPR, Endra Atmawidjaja (kedua dari kanan) saat mendengarkan paparan Kepala BWS Sulawsi IV Kendari, Haeruddin C. Maddi (paling kiri) terkait penanganan banjir di Kota Kendari, kemarin. Endra memastikan pihaknya tahun ini bakal melanjutkan proyek pembangunan sistem pengendali banjir di Kota Lulo.

KENDARINEWS.COM– Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan sejumlah proyek pembangunan infrastruktur pengendalian banjir Kota Kendari berlanjut tahun ini. Upaya itu mencegah musibah banjir yang kerap menimpa warga metro terutama pada saat musim penghujan.

Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Menteri PUPR, Endra Atmawidjaja, mengatakan dalam mengatasi masalah banjir di Kendari, tidak bisa hanya mengandalkan kolam retensi Sungai Wanggu. Melainkan harus ditopang oleh infrastruktur pengendali lainnya seperti tanggul, cekdam, dan infrastruktur lainnya.

Endra menjelaskan, kolam retensi banjir yang ada saat ini hanya mampu menampung sekira 237 m³ luapan sungai wanggu. Rinciannya sebanyak 60 ribu m³ kolam retensi hulu dan 177 ribu m³ kolam retensi hilir atau hanya bisa mereduksi sekira 40 persen debit puncak banjir.

“Untuk menangani masalah banjir di Kendari maka fokus penanganannya mulai dari hulu ke hilir disepanjang sungai wanggu. Karena sungai ini yang membelah kota. Ada 13 anak sungai yang bermuara disungai wanggu,” ungkap Endra, saat meninjau Kolam Retensi Sungai Wanggu di Kelurahan Lepo-lepo, Kecamatan Baruga, Rabu (30/6).

Guna mendukung kelancaran pembangunan, Endra berharap Pemkot Kendari bisa bersinergi dengan pihaknya untuk segera melakukan pembebasan lahan pada sejumlah proyek pembangunan sistem pengendalian banjir dimaksud.

Endara mencontohkan, untuk pembangunan tanggul pengendali banjir sepanjang 18,5 km, pihaknya telah merampungkan sekira 15,5 km, sisanya sekira 3 km belum tuntas dikarenakan persoalan pembebasan lahan.

Selain itu, Endra juga meminta Pemkot Kendari segera membebaskan lahan untuk pembangunan Nanga-nanga Regulation Pool (kolam regulasi Nanga-nanga) diwilayah Kelurahan Baruga yang diproyeksikan membutuhkan lahan sekira 50 hektar.

Terpisah, Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir, mengaku tengah mempercepat proses pembebasan lahan warga. Utamanya pada lokasi pembangunan kolam regulasi sehingga mega proyek tersebut bisa segera berjalan.

“Kami siap untuk itu (pembebasan lahan). Apalagi ini (waduk pengendali banjir) menyangkut kepentingan masyarakat banyak. Untuk mereduksi potensi terjadinya banjir di Kota Kendari. Saya sudah instruksikan jajaran untuk melakukan komunikasi awal (lobi) ke pemilik lahan yang menjadi lokasi pembangunan kolam regulasi,” kata Sulkarnain.

Sekedar informasi, pembangunan tanggul pengendali banjir dimaksudkan untuk mencegah luapan sungai wanggu yang meluap ketiga diguyur hujan. Sementara pembangunan cekdam dimaksudkan untuk menghalau sedimen (lumpur) dari hulu menuju hilir. Total ada enam cekdam yang bakal dibangun tahun ini.

Sementara untuk, Nanga-nanga Regulation Pool (Waduk Pengendali Banjir) dikawasan Baruga dibangun untuk menampung air luapan sungai hingga 1,5 juta – 2,5 juta m³ dan diperkirakan dapat mereduksi banjir hingga 46 persen sehingga total yang bisa direduksi jika semuanya terbangun sekira 80 persen . Selain itu, kolam regulasi ini juga mampu menyediakan kebutuhan air bersih untuk warga Kota Kendari hingga 20 liter per detik. (ags)

Tinggalkan Balasan