KENDARINEWS.COM — Kawasan pesisir Kota Kendari akan terus bersolek. Tahun ini, giliran kawasan kumuh di wilayah Puday-Lapulu yang akan ditata. Sesuai desain awal, Pemerintah Kota (Pemkab) Kendari akan tetap mengusung konsep Water Front City. Apalagi konsep ini berhasil menata kawasan kumuh di Bungkutoko – Petoaha menjadi objek wisata menarik.
Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir mengatakan penataan kawasan kumuh penting dilakukan dalam rangka penyiapan kawasan yang layak huni bagi masyarakat. Terutama bagi mereka yang bermukim di Puday-Lapulu. Dengan karakter wilayah pesisir, makanya penataannya mengusung konsep Water Front City. Konsep tersebut merupakan pengembangan tepian pantai dari yang sebelumnya kumuh menjadi layak huni bahkan bisa jadi spot wisata baru.
“Melalui konsep Water Front City, kawasan kumuh Puday-Lapulu akan kita tata menjadi ruang terbuka publik. Karena nanti akan tersedia tempat kegiatan bermain, sarana olahraga, joging track, pusat kuliner, fasilitas untuk Papalimbang, WC dan parkiran,” kata Sulkarnain. Politisi PKS ini optimis bakal merealisasikan proyek ini. Namun sebelumnya, pihaknya akan menyelesaikan beberapa kelengkapan dokumen rencana penataan kawasan yang dibutuhkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai donatur program penataan.
“Kita diberi batas waktu hingga bulan April ini untuk melengkapi dokumennya. Saya sudah instruksikan jajaran untuk segera menyelesaikannya. Dan saya pikir tidak ada masalah. Kami pastikan pentaan kawasan ini bisa tuntas pada Juni 2022 mendatang,” kata Sulkarnain Kadir. (b/ags)
Penataan Kawasan Puday-Lapulu
- Luas Kawasan 15 Hektar
- Anggaran Rp 56,66 Miliar
-Water Front dan Jalan Lingkungan Rp 44 Miliar
-Tambatan Perahu Rp 1,2 Miliar
-Drainase Rp 4,46 Miliar
-Resapan Biopori Rp 161,5 Juta
-Instalasi Air Bersih Rp 1,12 Miliar
-IPAL Komunal Rp 815 Juta
-Instalasi Hidrant Rp 827 Juta
-Ruang Terbuka Hijau Rp 4,1 Miliar