KENDARINEWS.COM–Badan SAR Nasional (Basarnas) kini berusia 49 tahun. Di peringatan hari jadinya, Basarnas berupaya meningkatkan kualitas layanan. Komitmen itu sesuai dengan tema sentral HUT Basarnas tahun 2021 yakni “Peningkatan Kualitas Layanan Pencarian dan Pertolongan untuk Menyambut Tahun Emas Basarnas Menuju Indonesia Maju”.
Kepala Kantor SAR Kendari, Arif Sofingi mengatakan quick response menjadi bagian dari response time, yaitu pergerakan tim SAR sesaat setelah menerima laporan atau melihat langsung kondisi kedaruratan sampai di lokasi kejadian. Response time Basarnas selama ini sudah cepat sekitar 30 menit.
Response time kata dia, meliputi pergerakan yang dimulai dari persiapan personil, peralatan, dan sarana prasarana, jarak tempuh atau jarak jangkau hingga sampai lokasi kejadian. Kecepatan response time tersebut juga didukung penuh oleh Potensi SAR, khususnya Potensi SAR terdekat dengan lokasi kedaruratan sebagai tindak awal sebelum tim SAR tiba di lokasi kejadian.
“Komunikasi dan koordinasi dengan seluruh stakeholder bidang SAR atau Potensi SAR harus lebih intensif lagi. Mereka adalah pilar utama keberhasilan pelaksanaan operasi SAR,” jelasnya.
Selain itu lanjutnya, persepsi mesti sama, baik pola pikir maupun pola tindakan. Sehingga akan terbentuk team work yang solid dan sinergi dalam penyelenggaraan SAR. Dan masyarakat diharapkan memahami esensi SAR preventif, memiliki pengetahuan dan kemampuan dasar di bidang SAR. Orientasinya, saat terjadi kondisi kedaruratan, minimal mereka dapat menyelamatkan dirinya sendiri, baru membantu menyelamatkan orang-orang di sekitarnya.
“Budaya SAR sangat penting. Dengan pemahaman yang komprehensif terkait SAR di masyarakat, maka jatuhnya korban dapat kita minimalisir. Budaya SAR berkaitan erat dengan semangat gotong royong yang menjadi ciri khas tradisi bangsa Indonesia,” jelasnya.
Arif Sofingi menambahkan, harus menjadi kesadaran bersama, kondisi kedaruratan dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dapat menimpa siapa saja. Kondisi tersebut sebagai konsekuensi logis dari geografis, geologis, dan hidrografis wilayah NKRI yang memiliki potensi rawan terhadap kedaruratan. (b/ali)