KENDARINEWS.COM — Penataan kawasan melalui program Kota Kanpa Kumuh (Kotaku) mulai dirasakan. Lihat saja, kawasan Talia dan Bungkutoko yang berada di Kecamatan Abeli. Berkat program kerjasama Pemkot Kendari dengan Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Sultra, kedua wilayah itu sudah jauh dari kesan kumuh. Bahkan kini, dua lokasi ini sudah dimanfaatkan warga untuk bersantai, berolahraga dan rekreasi.
Wali Kota Kendari, H. Sulkarnain mengungkapkan penataan wilayah mengusung konsep Waterfront City atau pengembangan daerah tepian pantai dengan memprioritaskan potensi sumber daya yang ada di sekitar kawasan pesisir. Mulai dari sumber daya manusia (SDM), Sumber daya air (SDA), hingga menjadi tempat wisata dan ruang terbuka hijau (RTH) yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar dan pengunjung.
“Kawasan itu bisa digunakan untuk bersantai menikmati makanan/kuliner, berolahraga, berfoto sambil menikmati pemandangan sekitar pesisir pantai, tentu ini juga dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat sekitar jika dikelola dengan baik,” ungkapnya.
“Dari program Kotaku ini, banyak benefit yang kita dapatkan. Salah satunya ruang terbuka hijau. Ini penting seiring bertambahnya median jalan raya dan seiring perkembangan persebaran penduduk, serta tentu karena meningkatnya mobilitas warga yang menyebabkan emisi Karbon Dioksida (CO2) meningkat. Dengan RTH maka serapan CO2 akan semakin maksimal,” ungkapnya.
Dari pantauan Kendari Pos, tampak masyarakat sudah mulai memanfaatkan RTH di kawasan Talia. Ada yang dagangan, ada yang sedang bersantai, berswafoto, dan ada yang berolahraga. Salah satu pengunjung Fendi mengaku sangat senang dengan adanya ruang terbuka hijau di wilayah dekat tempat tinggalnya.
“Ini merupakan obyek wisata baru yang menarik dan tertata dengan baik, di sini kami setiap saat bisa berolahraga, bersantai bersama keluarga sambil menikmati sajian kuliner warga masyarakat sekitar,” tuturnya.
Dari data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Kendari, RTH Talia memiliki koleksi 500 pohon bunga. Rinciannya sebanyak 200 bunga jenis terompet kuning dan 300 bunga jelita. RTH tersebut selain menjadi kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis juga sudah menjadi kawasan wisata baru bagi warga metro. (b/adv/ags)