KENDARINEWS.COM — Ketua TP PKK Kota Kendari, Hj. Sri Lestari terus mengajak warga memanfaatkan perkarangan rumah untuk menanam kebutuhan pokok sehari-hari. Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan, hasilnya bisa meningkatkan kualitas gizi keluarga. Selain itu, tubuh lebih sehat akibat aktifitas bercocok tanam. Dengan rutin mengkonsumsi buah-buahan atau sayur segar dan beraktifitas, imun tubuh akan meningkat. “Banyak manfaat dari kegiatan ini. Dengan melakukan cocok tanam di pekarangan milik sendiri, masyarakat khususnya ibu-ibu tidak lagi keluar biaya, membeli sayur mayur. Semua sudah tersedia di lingkungan sekitar,” kata Sri Lestari saat menghadiri Launching Taman Parenting Gizi di Puskesmas Puuwatu.
Selain berhemat sambungnya, tidak menutup kemungkinan hasil panen melimpah. Hasilnya bisa dijual kepada masyarakat di lingkungan sekitar, sehingga menjadi sumber pemasukan baru bagi keluarga. “Kami di TP PKK sendiri sangat semangat mensosialiasikan tentang pemanfaatan pekarangan, apalagi di Kota Kendari ini potensinya cukup besar,” ungkapnya. Untuk menanam sayur lanjut dia, tidak diperlukan lahan yang luas. Bagi ibu-ibu yang memiliki lahan pekarangan sempit juga bisa memanfaatkan lahan itu untuk bercocok tanam. Salah satunya melalui media tanam hidroponik. “Jadi pekarangan sempit jangan menjadi alasan bagi kita untuk tidak bercocok tanam,” ujarnya.
Pemanfaatan lahan dan pekarangan kata dia, termasuk program unggulan PKK yang dinamakan Halaman Asri Teratur Indah dan Nyaman atau Hatinya PKK. Secara umum, program Hatinya PKK memiliki tujuan menciptakan halaman rumah yang rindang dan tertata rapi, serta memiliki manfaat dalam memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. “Saya berharap kader PKK hendaknya menjadi contoh dalam penerapan program Hatinya PKK kepada ibu-ibu di lingkungan masing-masing,” ungkapnya.
Ketahanan pangan nasional sambungnya, harus dibangun dari keluarga. Sebagai satuan sosial terkecil keluarga menjadi pondasi kekuatan ketahanan pangan nasional. Ketika kebutuhan pangan dalam keluarga tercukupi secara konsisten maka ketahanan pangan nasional akan terjaga. “Ketahanan pangan bukan soal seberapa banyak uang yang kita punya untuk membeli makan, tetapi seberapa banyak bahan pangan yang tersedia dan bisa dimanfaatkan,” pungkasnya. (b/m2)