KENDARINEWS.COM–Dengan gegap gempita, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), bagian dari Grup MIND ID, bersama mitra strategisnya PT Pamapersada Nusantara (PAMA), menggelar First Digging Ceremony sebagai penanda dimulainya aktivitas penambangan di area Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa.
Acara bersejarah ini bukan sekadar seremoni biasa. Ini adalah deklarasi nyata komitmen kuat terhadap pembangunan industri nikel yang tak hanya berkelanjutan dan bertanggung jawab, tetapi juga memberikan dampak positif yang masif bagi masyarakat lokal dan seluruh bangsa.
Bupati Kolaka, Amri, turut hadir dalam First Digging Ceremony ini, didampingi unsur pejabat Forkopimda, serta jajaran manajemen dari PT Vale dan PT PAMA. Kehadiran para pemangku kepentingan ini menjadi bukti sinergi harmonis antara dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat dalam merajut masa depan industri yang inklusif dan kompetitif.
“Ini bukan hanya kegiatan simbolik. Ini adalah bentuk nyata dari tanggung jawab kami untuk memastikan Proyek Strategis Nasional (PSN) ini berjalan tepat waktu dan sesuai prinsip keberlanjutan,” tegas Bernardus Irmanto, President Director PT Vale Indonesia.
Bernardus Irmanto bahkan menyebut IGP Pomalaa sebagai proyek istimewa, sebuah panggung kolaborasi megah tiga negara besar: Indonesia, Tiongkok, dan Amerika Serikat, dalam mengelola nikel secara berkelanjutan. “Kalau di dunia ada United Nations, maka di Pomalaa ini saya menyebutnya United of Nickels. Ada PT Vale Indonesia dari Indonesia, Huayou dari Tiongkok, dan Ford Motor Company dari Amerika Serikat. Kolaborasi lintas negara ini menunjukkan bagaimana nikel Pomalaa akan menjadi komoditas strategis bagi dunia,” jelasnya penuh semangat.
Dalam menjalankan proyek ini, PT Vale berpegang teguh pada nilai-nilai CARES: Compassion (Kasih Sayang), Accountability (Akuntabilitas), Resilience (Ketahanan), Excellence (Keunggulan), dan Sustainability (Keberlanjutan). Seluruh tahapan, mulai dari konstruksi hingga operasional, akan mengedepankan keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan sebagai prioritas utama.
Komitmen serupa digaungkan oleh Operation and HSE Director PT Pamapersada Nusantara, Roberto Dwi Handoko. Ia memastikan bahwa PAMA siap sejalan dengan standar tinggi keberlanjutan yang diterapkan oleh PT Vale. “Kami bangga bisa menjadi bagian dari proyek strategis ini. Kami akan menghadirkan praktik pertambangan yang bersih, aman, dan bertanggung jawab. Ini bukan hanya soal eksplorasi sumber daya, tapi juga soal membangun masa depan yang lebih baik,” ungkap Roberto.
Proyek IGP Pomalaa diproyeksikan akan mulai beroperasi penuh pada kuartal keempat tahun 2026, beriringan dengan rampungnya pembangunan pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) oleh mitra Vale, Huayou.
Lebih dari sekadar membuka lembaran baru dalam hilirisasi industri nikel, proyek ini juga diharapkan akan mengalirkan dampak ekonomi riil yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Mulai dari penciptaan ribuan lapangan kerja, penguatan kapasitas kontraktor lokal dan UMKM, hingga program pemberdayaan masyarakat di sektor pendidikan, lingkungan, dan ekonomi.
Dengan semangat kolaboratif dan visi jangka panjang, PT Vale Indonesia bersama para mitra dan pemerintah daerah bertekad menjadikan Blok Pomalaa sebagai ikon transformasi industri nikel Indonesia, melangkah menuju masa depan yang hijau, inklusif, dan berdaya saing global. (fad)








































