Kendarinews.com – Kabar baik buat perekonomian Sulawesi Tenggara (Sultra)! Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra menunjukkan bahwa ekonomi daerah ini tumbuh sebesar 5,40% pada 2024, naik dari 5,35% di 2023. Rilis resmi ini disampaikan oleh Plt Kepala BPS Sultra, Suriati Toar, dalam konferensi pers yang digelar Rabu (5/2/2025).
Menurut Suriati, pencapaian ini menunjukkan bahwa ekonomi Sultra tetap tangguh meskipun ada tantangan global. “Angka ini mengindikasikan stabilitas dan daya tahan ekonomi daerah di tengah dinamika ekonomi nasional dan global,” jelasnya.


Dalam laporannya, BPS Sultra mengungkapkan bahwa beberapa sektor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini adalah:
✅ Industri pengolahan naik 12,98%
✅ Administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib tumbuh 11,98%
✅ Informasi dan komunikasi naik 7,81%
Selain itu, struktur ekonomi Sultra masih didominasi oleh 5 sektor utama, yang memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB):
Pertanian, kehutanan, dan perikanan – 23,48%
Pertambangan dan penggalian – 21,13%
Perdagangan, reparasi mobil dan motor – 12,53%
Konstruksi – 12,15%
Industri pengolahan – 9,40%
Kelima sektor ini secara total menyumbang 78,69% dari keseluruhan ekonomi Sultra.
Menanggapi laporan ini, Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto, menyampaikan rasa syukurnya atas capaian ekonomi yang terus meningkat.
“Alhamdulillah, ini tren positif. Tapi kita harus terus memperkuat sektor riil seperti pertanian, perikanan, perkebunan, dan pariwisata. Jangan hanya bertumpu pada tambang,” tegas Andap.
Ia menegaskan bahwa Pemprov Sultra akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dengan fokus pada industrialiasi produk lokal dan penguatan UMKM. Salah satu strategi yang disiapkan adalah:
Penguatan kelompok tani dengan pelatihan produksi dan keamanan pangan
Edukasi pertanian terpadu dan pembuatan pupuk organik
Hilirisasi produk pertanian agar memiliki nilai tambah dan membuka industri kecil menengah.
Andap juga menginstruksikan pengawalan intensif oleh dinas terkait agar pertanian Sultra bisa mencapai swasembada pangan dan mengurangi ketergantungan dari luar daerah.
“Kita harus pastikan sistem pangan yang tangguh, bukan hanya untuk ketahanan pangan, tapi juga kesejahteraan petani. Produk pertanian jangan dijual mentah, tapi harus diolah agar nilai ekonominya meningkat,” tutupnya. (rls/kn)