KENDARINEWS.COM — Tanaman sorgum pernah dibudidayakan petani Kolaka Timur (Koltim) secara masif. Sayangnya, pengembangan produksi tanaman pangan tersebut tak menjadi prioritas lagi. Alasannya, petani terkendala pada terbatasnya pembeli dan kondisi cuaca yang tidak teratur sehingga sulit untuk memprediksi waktu tanam.
Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Koltim, Hamdi, mengaku, tanaman sorgum tidak lagi menjadi andalan petani di Bumi Sorume. Pada tahun 2021 lalu, bantuan untuk 250 hektare lahan dari Pemerintah Pusat ternyata tidak bisa ditanam karena cuaca tak menentu dan animo masyarakat menurun. Sebab curah hujan lebih dominan dari pada musim kemarau. “Petani lebih banyak memilih menanam padi dan jagung. Memang sorgum pernah jadi andalan di Koltim pada tahun 2019 sampai 2020 lalu. Bahkan di daratan sulawesi yang pertama melakukan pengembangan sorgum, di daerah ini,” kata Hamdi, Kamis (1/12).
Sementara itu Kepala Bidang Tanaman Pangan, Diman Gading, mengaku, tahun ini tak adalagi pengadaan bibit sorgum. Nanti 2023 mendatang, Pemkab Koltim mengadakan benih untuk 50 hektare lahan. “Tidak ada pemberian bantuan sorgum, tetapi pengembangan benih tetap ada di gabungan Kelompok Tani Latohi Jaya, Kecamatan Tinondo. Kita tetap mengembangkan sorgum pada setiap kecamatan. Hanya memang terkendala pada pasar, sehingga petani berhenti menanam. Selain sorgum, pengembangan tanaman lain juga tetap kita dorong,” timpal Diman Gading. (c/kus)