KENDARINEWS.COM — Pemerintah mengizinkan sekolah menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di masa pandemi Covid-19 ini. Kebijakan itu merujuk pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang diteken Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, dan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas terkait penyesuaian SKB tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di masa pandemi.
Merespons hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra, Asrun Lio mengaku bakal mengimplementasikan SKB empat menteri itu di Sultra. Bahkan, kata dia, regulasi soal PTM di sekolah sudah dijalankan setahun terakhir dengan cara terbatas dan menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat.

“Kami sambut baik kebijakannya. Selama ini PTM terbatas memang lebih baik untuk pemulihan pembelajaran akibat pandemi Covid-19. Tentunya dengan tetap mengedepankan kesehatan dan keselamatan warga sekolah sebagai prioritas utama,” kata Asrun Lio kepada Kendari Pos, Senin (26/12) kemarin.
Berdasarkan informasi yang didapatkannya dari pusat, terdapat regulasi baru yang tertuang dalam SKB ini, antara lain menyangkut vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK). “Agar kesehatan dan keselamatan warga sekolah lebih terjamin, yakni para tenaga kependidikan harus sudah divaksin. Alhamdulillah di Sultra sebagian besar guru-guru kita sudah menjalani vaksinasi,” ungkap Asrun Lio.
Selain vaksinasi, lanjut Asrun, beberapa prosedur PTM juga diatur dalam regulasi tersebut. Misalnya, pengaturan pembelajaran diwilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1 dan 2 dapat dilaksanakan setiap hari dengan jumlah siswa 100 persen dari kapasitas ruangan dan lama belajar sekira 6 jam.
“Tapi ini berlaku bagi sekolah yang capaian vaksinasi dosis kedua para gurunya sudah mencapai 80 persen. Jika belum mencapai 80 persen maka guru bertugas secara bergantian (shift). Maksimal jumlah peserta didik hanya 50 persen,” ungkap Asrun Lio.
Selanjutnya, untuk pembelajaran diwilayah PPKM level 3, pembelajaran dilaksanakn dengan dua metode yakni secara tatap muka maupun pembelajaran jarak jauh (PJJ). “Untuk level tiga atau capaian vaksinasi tenaga pendidik dan kependidikan baru mencapai 40 persen, pembelajarannya dilaksanakan secara tatap muka atau secara daring. Sementara untuk level empat harus dilaksanakan secara jarak jauh atau online sepenuhnya. Tapi di Sultra sebagian besar sudah level 2 dan level 1. Sekolah bisa tiap hari dengan prokes ketat,” kata Asrun Lio.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahgara (Dikmudora) Kota Kendari, Makmur menyambut baik penyesuaian SKB 4 Menteri. Menurutnya, kebijakan tersebut sangat tepat dalam rangka memulihkan proses pembelajaran yang terdampak wabah yang menyerang sistem pernapasa itu.
“Hampir dua tahun anak-anak kita kita belajar secara jarak jauh (Online). Berdasarkan laporan pengawasan metode ini kurang efektif. Banyak peserta didik yang kesulitan menerima pelajaran. Sehingga dengan penyesuaian ini tentunya bisa membantu. Tapi dengan syarat tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Peserta didik wajib pakai masker, mencuci tangan, dan ada pengaturan jarak minimal satu meter,” kata Makmur.
Secara umum Dikmudora Kendari sudah siap melaksanakan pembelajaran setiap hari. Pasalnya, level PPKM Kota Kendari sudah masuk kategori 1 dengan cakupan vaksiansi tenaga pendidik (guru) mencapai 82,57 persen atau sebanyak 3.260 dari 3.948 sasaran telah divaksin. “Jika kondisi betul-betul sudah memungkinkan kita akan dorong supaya sekolah kita bisa (PTM) 100 persen,” kata Makmur.
Mantan Asisten I Pemkot Kendari ini yakin, pemberian vaksin kepada guru bisa mencegah penularan covid pada satuan tingkat pendidikan, utamanya melindungi guru dan murid yang PTM.
Dikmudora Kendari terus mengupayakan pemberian vaksinasi hingga mencapai 100 persen. Termasuk vaksinasi pelajar yang saat ini cakupan baru mencapai 49,46 persen atau sekira 8.513 anak dari 17.213 sasaran telah divaksin.
“Kita targetkan sebelum memasuki tahun semester kedua pembelajaran 2021-2022 semuanya sudah divaksin. Kecuali bagi mereka yang komorbid (punya penyakit bawaan) sehingga tidak memungkinkan mereka untuk mendapatkan vaksin,” kata Makmur.
Terpisah, Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir menyambut baik cakupan vaksinasi bagi tenaga pendidik. Menurutnya, kesadaran para guru untuk terhindar dari penularan covid sudah sangat baik. Tinggal perlu ditingkatkan agar seluruhnya bisa tervaksin.
Sementara bagi pelajar, meski bukan menjadi syarakat untuk melaksanakan PTM, kata Sulkarnain, akan tetapi pemberian penting dilakukan dalam rangka melindungi para generasi muda dari penularan wabah yang menyerang sistem pernapasan itu. “Sebaiknya divaksin. Kalau sudah (divaksin) maka kita izinkan untuk tatap muka seluruhnya,” ujar Wali Kota Sulkarnain. (ags/b)