Perempuan Dalam Peradaban Bangsa Indonesia, (Oleh : Misna Ariani, S.H. M.KN

(Dipersembahkan dalam rangka HUT RI ke 76 Tahun 2021)

Oleh : Misna Ariani, S.H. M.KN (Tenaga Ahli DPR RI
& Pengurs PB HMI Periode 2016-2018 dan 2018-2020)

Perempuan dalam merebut kemerdekaan

KENDARINEWS.COM — Kita tidak asing dengan pepatah “Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh”, yang artinya jika berjuang bersama, maka kekuatan yang terbentuk akan semakin besar dan peluang keberhasilan akan menjadi lebih besar. Di masa penjajahan, hal ini menjadi titik balik bagi Indonesia dengan semangat kebangsaan sebagai pengikat perjuangan bersama setelah sebelumnya kegagalan terus dialami karena perlawanan yang bersifat kedaerahan.

Awal mula tumbuhnya semangat kebangsaan ditandai dengan diadakannya Kongres Sumpah Pemuda pada tahun 1926 dan 1928 adalah desakan dari golongan pemuda untuk segera memproklamirkan kemerdekaan, Setidaknya ada 6 faktor yang melatar belakangi tumbuhnya semangat kebangsaan rakyat Indonesia. Ini meliputi perluasan pendidikan, kegagalan perjuangan di berbagai daerah, rasa senasib sepenanggungan, perkembangan organisasi etnis, kedaerahan dan keagamaan, berkembangnya berbagai paham baru, dan berbagai peristiwa dan pengaruh dari luar negeri.

Misna Ariani, S.H. M.KN

Kemerdekaan yang dideklarasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Bung Karno tidak terlepas dari peran pemuda dan pemudi (perempuan), semangat memproklamirkan diri sebagai bangsa yang merdeka pada 17 Agustus 1945 tidak serta merta dapat dilaksanakan tanpa adanya peran perempuan tangguh diberbagai daerah, dalam perjalanan panjang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, tidak terlepas dari peran penting perempuan-perempuan indonesai yang berjuang mempersembahkan jiwa dan raganya baik digaris depan maupun digaris belakang pertempuran seperti Cut Nyak Dien di aceh dalam membela Negara Indonesia dengan sepenuh jiwa, dan beberapa peran perempuan sebelum naskah Proklamasi 17 agustus 1945 dibacakan yaitu Etty Abdurrachman seorang Mahasiswa yang aktif bersama kawan lainnya berkumpul di kediaman Syahrir mendengarkan penjelasan pengumuman kemerdekaan, Fatmawati yang berperan dalam dapur umum untuk memberi makan ratusan orang yang membentuk benteng manusia sekeliling Pegangsaan Timur 56, Ny Satsuki Mishima seorang PRT yang berinisiatif meminjam mesin tik di kantor Meliter Jepang agar Sayuti Melik dapat mengetik naska Proklamasi dan S.K Trimurti seorang wartawan era kemerdekaan hadir sebagai salah satu anggota pengibar bendera sebagai pembawa baki bendera merah putih dan banyak lagi perempuan-perempuan hebat yang berperang penting dalam merebut kemerdekaan.

Berbicara tetang makna kemerdekaan dari perspektif perempuan mengutip pesan Sudiro (Sekretaris Pribadi Subardjo) terhadap istrinya menjelang proklamasi kemerdekaan “ Sekarang kita harus benar-benar mengadakan pembagian pekerjaan, Kau bersama anak-anak harus tinggal di rumah, kau cukup terdidik di dalam pergerakan nasional sehingga kau pasti mengerti konsekwensi dari Proklamasi hari ini, kalau sampai aku tidak pulang , kau tahu apa yang harus kau kerjakan, semoga kita semua selamat “ demikian lah pesan Sudiro seperti dicatat dalam Seputar Proklaamsi Kemerdekaan : Kesaksian, Penyiaran Keterlibatan Jepang (2015:73), tentu pesan yang disampaikan tidak bermaksud mengungkung peran perempuan dalam proklamsi saat itu, melainkan karna istri beliau berpengalam dalam kanca pergerakan nasional sehingga sangat tahu bahwa keadaan lagi tidak menentu dimana saat itu kekosongan kekuasaan setalah jepang menyerah dapat menimbulkan situasi yang tidak kondusif sehingga dapat menimbulkan bahaya, sehingga sebagai istri sudah paham apa yang harus dilakukan jika terjadi sesuatu terhadap Sudiro. Pembagian tugas dan peran antara suami dan istri adalah solusi terbaik, dengan demikian perempuan terlepas dia sebagai istri yang punya peran besar dalam rumah tangga bahwa dalam situasi tidak kondusif harus mampu mengambil peran suami/laki-laki.

Perempuan dalam pembangunan Dalam sejarah bangsa indonesia khusunya peran perempuan dalam pembangunan misalnya bidang politik memang dianggap terlambat hal ini karena adanya stigma-stigma bahwa perempuan lebih pada peran mengurus rumah, hal ini dapat kita lihat keterlibatan wanita pada posisi penting dalam jabatan publik masih sedikit.

Dalam implementasi 4 pilar MPR dalam Perspektif peran perempuan dalam semangat kebangsaan, perempuan memiliki peran yaitu (1) membangun semangat kebangsaan atau nasionalisme di kalangan perempuan dan (2) menyatukan dan meningkatkan kerjasama perempuan dari berbagai latar belakang yang berbeda suku dan agama dengan kata lain bahwa perempuan sebagai Alat perekat dan pemersatu bangsa namun terlepas dari semua peran yang dilakoni perempuan saat ini tidak menghilangkan kodrat yang melekat pada dirinya telah ditetapkan oleh Allah SWT. perempuan punya andil besar dalam mewujudkan persatuan bangsa, peran perempuan saat ini tdak hanya di skala nasional tapi sampai manca Negara, namun peran perempuan didaerah tidak kalah pentingnya sebagai ujung tombak pemersatu.

Keberhasilan pembangunan manusia dinilai dari terciptanya ruang dan kesempatan yang setara baik perempuan maupun laki-laki dalam seluruh aspek kehidupan, oleh karena itu peran perempuan dalam pembangunan harus lebih diperkuat demi kemajuan bangsa Indonesia, hal ini dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti yang disampaikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusi Ayu Bintang Darmawati, S.E.,M.Si bahwa keterlibatan perempuan dapat dimulai dari hal-hal kecil dalam pengambilan keputusan baik dalam rumah tangga maupun dilingkungan sosial masyarakat. Menyertakan perempuan dalam proses pembangunan bukan berarti hanya dipandang dari satu sisi humanisme saja, akan tetapi peran perempuan dalam semangat kebangsaan adalah untuk mewujudkan pembangunan berkeadilan, saat ini peran perempuan mengalami kemajuan yang sangat pesat, kaum perempuan memiliki tanggung jawab dalam menyelamatkan bangsa serta turut andil dalam pengambilan keputusan baik dibidang politik, ekonomi dan sosial seperti contohnya Puan Maharani yang dipercaya sebagai Ketua DPR RI, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi,S.I.P.,LL.M ini menandakan bahwa perempuan Indonesia saat ini tidak dapat dipandang sebelah mata dan banyak perempuan lainnya yang saat ini telah menghiasi pembangunan bangsa indonesai sehingga peran perempuan tidak lagi dapat diremehkan dan yang tak kala penting adalah peran-peran perempuan didaerah sangat menentukan arah pembangunan bangsa indonesia “ Perempuan untuk bangsa Indonesai “ tetapi tidak dapat dipungkuri bahwa angka kekerasan tehadap perempuan grafiknya selalu naik sehingga sangat diharapkan partisipasi aktif keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam mendukung mewujud tujuan pemberdayaan perempuan.

Dalam keberadaanya ditengah-tengah masyarakat perempuan tidak luput dari berbagai macam sudut pandang, boleh jadi orang mengartikakulasi perempuan berdasarkan ciri-cirinya, peranannya dalam masyarakat, keluarga, pendidikan bahkan perempuan dekade ini telah memasuki babak baru yaitu bidang politik, lalu bagiaman memaknai kemerdekaan Indonesia yang memasuki usia 76 tahun tepatnya pada tanggal 17 agustus 2021 yang mana diperhadapkan situasi tidak stabil dengan adanya virus covid 19 ?, tentu semangat kemerdekaan pada sanubari masyarakat indonesia tetap berkobar, peringatan 17 agustus sebelumnya dilakukan hingga pelosok Desa dengan berbagi kegitan sebagai bentuk rasa syukur, namun terlepas dari itu semua kegiatan yang dilakukan tak boleh sekedar seremonial tetapi setiap kita sebagai warga Negara harus lebih mampu memaknai peringatan kemerdekaan, terlebih lagi bangsa indonesia diperhadapkan pada situasi ekonomi yang tidak stabil, dengan kondisi ekonomi kita saat ini dapat menimbulkan berbagai situasi yang tidak kondusif sementara disatu sisi pemerintah terus berupaya keluar dari kerisis, kondisi ini menuntut peran kita semua tak terkecuali perempuan.

Peran perempuan dalam situasi saat ini sangat dibutuhkan untuk memberikan rasa nyaman minimal dalam lingkup keluarga agar menghindari adanya gerakan-gerakan yang dapat menimbulkan kerugian bagi bangsa indoinesia. Bangsa Indonesia diperhadapkan masalah Virus Covid 19, sangat mempengaruhi perekonomian sehingga situasi tidak kondisif dan hal ini dapat menghambat langkah-langkah pemerintah dalam memulihkan ekonomi, penulis sangat mengharapkan peran-peran perempuan golongan muda maupun tua untuk bersama-sama menciptakan rasa nyaman dan rasa tentram minimal dalam keluarga dan lingkungan sekitar kita, dengan adanya virus covid 19 tidak harus menyalahkan siapa tapi mari kita wujudkan kebersamaan agar kita mampu melewati dan virus covid 19 segera meredah, sehingga kita semua kembali braktivitas normal, beberapa peran perempuan yang dapat dilakukan situasi covid 19 yaitu di dunia pendidikan yang mana kegiatan pendidikan lebih banyak melalui daring/online sehingga ibu-ibu dapat mengambil peran sebagai guru dalam mendapingi anak-anak belajar dari rumah dan memberikan edukasi di lingkungan sekitar untuk tetap menerapkan protokol kesehatan serta menjadi penyeimbang menangkal isu-isu/berita yang dapat menghambat pemerintah dalam mengatasi masalah covid 19, selain itu dalam situasi virus covid 19 peran perempuan sangat berperan dalam hal ketahanan pangan keluarga, sebab dari sentuhan lembut perempuanlah peradaban bangsa dimulai.(*)

Tinggalkan Balasan