Wali Kota Dorong Penggunaan Kendaraan Listrik

KENDARINEWS.COM — Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari berupaya mendorong percepatan peralihan dari kendaraan berbahan bakar fosil menjadi berbasis baterai (listrik). Program ini tidak hanya mewujudkan visi misi daerah yakni menjadikan Kendari sebagai kota layak huni berbasis ekologi (lingkungan), informasi dan teknologi, namun juga bagian dari efisiensi anggaran.

Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir (kiri, seragam dinas Putih) dan Wakilnya, Siska Karina Imran (ujung kanan) memamerkan kendaraan dinas baru bermesin listrik pada perayaan HUT Kota Kendari.

Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir mengatakan peralihan penggunaan kendaraan menjadi yang berbahan dasar litium (Baterai/Nikel) sangat penting dilakukan karena akan berdampak baik terhadap kondisi lingkungan. Pasalnya, kendaraan listrik tidak menghasilkan polusi udara.

“Kami sambut baik kehadiran mobil dan sepeda motor listrik saat ini. Tentu kehadirannya sangat baik untuk lingkungan. Apalagi khusus motor listrik merupakan produksi dalam negeri, produksi anak bangsa. Saya kira kita harus bangga dan ikut mensupport,” kata Sulkarnain Kadir.

Selain ramah lingkungan sambungnya, penggunaan kendaraan listrik bisa menghemat pengeluaran (cost). Sebab kendaraan listrik tidak membutuhkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan oli seperti pada kendaraan umum lainnya.

“Mudah-mudahan ini bisa menjadi solusi bagi kita baik pemerintah maupun masyarakat. Karena ada efisiensi anggaran (biaya) perawatan. Apalagi produksi kendaraan listrik ini menggunakan baterai yang kita tahu bersama baterai ini komponen utamanya adalah nikel. Kita punya deposit nikel terbesar di Indonesia. Mudah-mudahan ini bisa mengangkat performa daerah kita,” ujarnya.

Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) PKS Sultra ini mengaku sedang merancang regulasi untuk pengadaan kendaraan dinas (randis) di Kota Kendari memggunakan kendaraan listrik, baik itu kendaraan roda dua maupun roda empat.

Terpisah, Direktur Unifit Id Sandry selaku distributor motor listrik GESIT di Sultra mengaku kehadiran motor listrik di Kota Lulo yakni dalam rangka mewujudkan cita-cita Presiden Jokowi yakni menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi hijau (Green Economy). Yang salah satunya melalui industrilisasi kendaraan listrik yang akan menjadi motor penggerak ekonomi di tanah air.

Lanjut dia, Sultra menjadi provinsi ketiga yang beruntuk menjadi lokasi launching awal produk kendaraan listrik di Indonesia setelah sebelumnya telah hadir di Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan Bali.

Di sisi lain, GESIT merupakan kendaraan yang ramah lingkungan karena tidak menggunakan BBM sebagai unsur penggerak dan telah berganti menjadi energi listrik, “Motor ini pakai baterai yang bisa dicharger dimana saja dan kapan saja. Sekali charger hanya Rp 1.800 untuk pengisian daya baterai hingga 100 persen selama tiga jam dan bisa bertahan hingga jarak tempuh sekitar 50 kilometer (km),” ungkap Sandry. (b/ags)

Kendaraan Listrik Resmi Jadi Randis

Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir resmi menjadikan mobil dan motor listrik sebagai kendaraan dinas (Randis) lingkup Pemkot Kendari. Upaya itu dalam rangka mendukung Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 tahun 2019 tentang program percepatan kendaraan bermotor listrik berbasi baterai untuk transportasi jalan.

Kebijakan tersebut lanjutnya, merupakan salah satu langkah stategis dalam rangka pemulihan ekonomi di tengah pendemi Covid-19. Pasalnya, produksi kendaraan listrik menggunakan baterai yang kita komponen utamanya adalah nikel.

Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir (dua dari kiri) sepakat membeli kendaraan listrik.

“Kita punya deposit nikel cukup melimpah. Jika kita menggunakan kendaraan listrik tentu akan semakin menguntungkan daerah. Kalau rata-rata kita memiliki kendaraan listrik, maka otomatis produksi nikel meningkat. Kalau produksinya tinggi maka pemasukan bagi daerah juga akan semakin besar sehingga bisa memakmurkan rakyat,” kata Sulkarnain Kadir.

Selain untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional, penggunaan kendaraan listrik juga dalam rangka untuk meningkatkan kualitas kesehatan melalui lingkungan hidup yang bebas polusi dan ramah lingkungan.

Di samping itu, penggunaan kendaraan listrik bisa menghemat pengeluaran (cost). Sebab, kendaraan listrik tidak membutuhkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan oli seperti pada kendaraan umum lainnya.”Mudah-mudahan ini bisa menjadi solusi bagi kita baik pemerintah maupun masyarakat. Karena ada efisiensi anggaran (biaya) perwatan,” kata Sulkarnain Kadir.

Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) PKS Sultra ini mengaku akan mulai merancang regulasi untuk pengadaan kendaraan dinas di Kota Kendari menggunakan kendaraan listrik, baik itu kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat. Dia pun berharap, mobil listrik tidak hanya dijadikan sebagai randis lingkup Pemkot Kendari. Melainkan juga bisa menjadi kendaraan bagi swasta dan masyarakat.

“Baru 1 unit (Ioniq Hyunday) yang kita anggarkan. Saya juga mengajak kepada seluruh masyarakat Kota Kendari untuk terlibat dalam peningkatan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai ini. Mari menjadi lokomotif perubahan menjemput masa depan dunia. Sebagai ibukota provinsi yang memiliki deposit nikel terbesar di dunia tentu kita wajib mengambil peran strategis tersebut,” kata Sulkarnain. (b/ags)

Kendari Surplus Energi Listrik

Kota Kendari sudah tidak kekurangan energi listrik. Saat ini, Kota Lulo tercatat surplus energi listrik sebesar 868 Mega Watt (MW). Kondisi itu membuat Pemkot Kendari optimis mensukseskan penggunaan kendaraan listrik.

Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir mengatakan surplus energi di Kota Kendari ditopang dari beroperasinya tiga mesin pembangkit listrik baru. Satu mesin di Konawe berkapasitas 50 MW dan dua mesin masing-masing berdaya 100 MW di Moramo, Konawe Selatan (Konsel).

Pasokan listrik di Kota Kendari kini telah terpenuhi. Tidak hanya tersambungnya jaringan listrik dari Sulsel, tiga mesin pembangkit listrik di Konawe dan Konsel pun telah beroperasi. Tampak pertugas memasang kabel listrik.

“Tidak hanya itu, listrik di Kendari sudah terkoneksi dengan jaringan Sulawesi Selatan (Sulsel) sejak tahun lalu. Dari Nii Tanasa yang tersambung daya sekitar 2.000 MW. Jadi untuk kebutuhan listrik tidak ada kendala lagi termasuk untuk penggunaan kendaraan listrik,” kata Sulkarnain.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini meyakini surplus listrik di Kota Kendari dapat memenuhi kebutuhan listrik program Pemkot Kendari. Salah satunya rencana pengadaan kendaraan dinas (randis) baik mobil dan motor listrik. Bukan hanya kendaraan operasional, namun juga randis untuk pejabat dan masyarakat pada umumnya.

“Ini (surplus listrik) akan mendorong penggunaan kendaraan listrik,” pungkasnya. (b/ags)

Tinggalkan Balasan