KENDARINEWS.COM — Dalam beberapa pekan terakhir, suara ledakan dari aktivitas bom ikan di pesisir Teluk Bone, Kolaka Utara (Kolut), kerap terdengar. Sayangnya, dari banyak peristiwa itu, tak ada satu pun penindakan dilakukan dan terkesan terjadi pembiaran. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kolut, Zakaria Bakrie, mengakui, dari laporan yang diterimanya, hampir seluruh wilayah di perairan itu terjadi aksi illegal fishing dengan cara membom ikan. Namun, ada empat wilayah yang intens terdengar ledakan yakni di kawasan laut Kecamatan Lambai, Pakue, Pakue Utara dan Tolala. “Terbanyak di utara Kolut,” bebernya, Minggu (4/4).
Pihaknya menunggu respon dari Dinas Perikanan dan Kelautan Pemprov Sultra selaku pihak yang berwenang mengawasi perairan gerbang utara Bumi Anoa itu. “Perlu ada tindakan serius dari Pemprov karena kewenangan itu sudah diambil alih dari kami,” ungkapnya. Zakaria mengatakan telah menyampaikan hal itu ke dinas terkait, namun anggaran yang minim menjadi alasan. Pada dasarnya telah ada kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) yang terbentuk untuk merespon kondisi seperti itu. Namun, hal tersebut terkendala kesediaan fasilitas pendukung.
“Seharusnya Pemprov yang punya kewenangan memikirkan itu, baik menyiapkan sarana dan prasarananya seperti perahu dan bahan bakar hingga intensif untuk melakukan patroli,” tegasnya.
Zakaria juga berharap kepada pihak terkait yang dalam hal ini Aparat Penegak Hukum bisa menangkap para pelaku kerusakan tersebut. Sangat disayangkan jika hal ini terus berlangsung dan terkesan dibiarkan. Padahal, oknum- oknum pelakunya rata-rata nelayan Kolut. “Kami sangat prihatin menerima laporan-laporan kejadian seperti ini di banyak tempat di perairan Kolut. Miris,” pungkasnya. (c/rus)