KENDARINEWS.COM — Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) menjadi salah satu daerah di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang sering dilanda bencana banjir tiap musim penghujan tiba. Kondisi itu membuar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) mulai waspada. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konsel, Munawar, mengungkapkan, sesuai perkiraan BMKG, musim penghujan itu kerap terjadi pada Oktober-hingga April. “Olehnya itu, kita sementara melakukan siaga bencana banjir,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Kamis (5/11).
Sebagai upaya kesiapsiagaan Pemkab, lanjut mantan Kasatpol PP Konsel ini, pihaknya telah mengaktifkan Radio Komunikasi. Selanjutnya terus memantau serta melaporkan ke Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusadaltin) BNPB dan Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) BPBD Provinsi Sultra jika sewaktu-waktu terjadi bencana banjir. “Di samping itu, seluruh relawan BPBD Konsel sudah disampaikan untuk siap siaga bersama Kelompok Siaga Bencana (KSB) yang ada di setiap kecamatan,” imbuhnya.
Untuk peralatan kebencanaan sambung Munawar, sudah dipersiapkan jauh sebelumnya. Baik perahu karet, perahu poyhenil, pelampung, serta kesiapan selter (tenda). “Untuk tenda keluarga, posko, peleton serta kesiapan penanganan pengungsi juga sudah siap, jika sewaktu waktu terjadi bencana,” terangnya. Pihak BPBD juga telah memetakan daerah yang rawan terjadi bencana banjir. Daerah rawan banjir jika berdasarkan probabilitas atau intensitas terjadi bencana meliputi enam kecamatan.
“Mulai dari Kecamatan Moramo Utara di Desa Lamokula, Kecamatan Laeya di Desa Ambesea, Kecamatan Ranomeeto Barat di Laikandonga, Tunduno dan Boro-boro R. Sementara Kecamatan Kolono ada di Desa Awunio, Kecamatan Lalembuu, dan Basala,” sebutnya. Berdasarkan data kejadian bencana di Konsel tahun 2019 lalu yang terjadi antara April sampai Juni 2019 itu mencapai 17 Kecamatan dan 30-an desa.
“Dampaknya sekitar 1.050 hektar sawah yang siap panen serta sarana prasarana pemukiman, infrastruktur, serta menyebabkan kerugian harta benda masyarakat. Olehnya, dengan upaya siaga bencana ini kita berharap angka tersebut bisa diminimalisir. Tentu kita berharap dukungan dari pihak terkait,” terangnya. Munawar berharap ada perhatian dari Pemerintah Pusat terkait kesiapan penanggulangan terjadinya bencana. Khususnya untuk warga di beberapa titik yang menjadi langganan banjir. “Sebenarnya sudah pernah ada bantuan sekitar 2.500 rumah. Namun karena terkendala Covid-19 sehingga itu tertunda. Kita berharap di tahun 2021 bisa terealisasi kembali,” harapnya.(b/kam)