Inflasi Sultra Stabil, Pj Gubernur Andap Apresiasi Kinerja TPID

Kendarinews.com — Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pada bulan Desember 2024, Provinsi Sultra mencatatkan inflasi bulanan sebesar 0,29%. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulanan secara nasional yang tercatat sebesar 0,44%.

Inflasi di Sultra didorong terutama oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, yang mengalami inflasi sebesar 0,90%, dengan andil inflasi mencapai 0,30%. Komoditas yang berkontribusi terhadap inflasi bulanan antara lain ikan selar/ikan tude dengan andil inflasi 0,09%, daging ayam ras (0,04%), dan bawang merah (0,03%).

Namun, terdapat beberapa komoditas yang berhasil memberikan kontribusi terhadap deflasi, di antaranya angkutan udara dengan andil deflasi -0,04%, ikan cakalang/ikan sisik (-0,03%), serta jeruk nipis (-0,02%).

Secara tahunan, inflasi di Sultra tercatat sebesar 1,05%, menempatkan provinsi ini di bawah rata-rata inflasi nasional yang mencapai 1,57%. Dalam peringkat inflasi Year on Year (YoY) antarprovinsi, Sultra menempati posisi ke-7 terendah dari 38 provinsi di Indonesia. Inflasi tertinggi tercatat di Provinsi Papua Pegunungan dengan 5,36%, sementara Provinsi Gorontalo bahkan mengalami deflasi -0,10%.

Beberapa komoditas yang turut memberikan andil pada inflasi tahunan di Sultra adalah sigaret kretek mesin (SKM) dengan kontribusi 0,32%, emas perhiasan (0,30%), bawang merah (0,09%), serta ikan kembung, ikan teri, dan minyak goreng (masing-masing 0,07%).

Sebaliknya, komoditas yang berhasil menekan inflasi tahunan di Sultra antara lain angkutan udara dengan andil deflasi -0,29%, cabai rawit (-0,28%), dan cabai merah (-0,08%).

Di tingkat kabupaten/kota, inflasi antar daerah di Sultra juga bervariasi. Inflasi terendah tercatat di Kabupaten Konawe yang hanya 0,22%, sementara inflasi tertinggi ada di Kota Baubau dengan angka 2,07%. Kota Kendari tercatat sebesar 0,67% dan Kabupaten Kolaka dengan 1,99%.

Tinggalkan Balasan