FBI Peringatkan Pengguna Gmail untuk Ganti Alamat Email Mulai 2025, Ini Alasannya

Kendarinews.com – FBI mengeluarkan peringatan kepada pengguna Gmail untuk segera mengganti alamat email mereka mulai tahun 2025, setelah terungkap bahwa platform email gratis terbesar di dunia ini menjadi salah satu target utama serangan siber yang semakin canggih, terutama yang berbasis kecerdasan buatan (AI).

Dengan lebih dari 2,5 miliar pengguna aktif, Gmail telah lama menjadi sasaran utama bagi para pelaku kejahatan siber, mengingat banyaknya data sensitif yang tersimpan di kotak masuk email pengguna. Selain itu, serangan siber yang memanfaatkan berbagai teknologi baru, seperti deepfake dan phising berbasis AI, semakin meningkat dan membuat Gmail lebih rentan terhadap ancaman.

Serangan AI dan Phishing yang Semakin Canggih

Beberapa minggu terakhir, McAfee, perusahaan keamanan siber terkemuka, telah mengeluarkan peringatan terkait meningkatnya serangan phishing yang sangat meyakinkan, berkat teknologi kecerdasan buatan. Para penjahat siber kini menggunakan AI untuk membuat video atau rekaman audio palsu yang sangat realistis, yang meniru suara atau wajah orang-orang yang dikenal oleh korban.

“Penipu kini memanfaatkan teknologi deepfake yang lebih terjangkau untuk membuat konten palsu yang tampak otentik, yang dapat menipu pengguna untuk memberikan informasi pribadi mereka,” kata McAfee, mengutip cnn dan Forbes pada Rabu (25/12).

Contoh Kasus: Penyerangan AI yang Hampir Menimpa Konsultan Keamanan Microsoft

Salah satu contoh nyata serangan ini dialami oleh Sam Mitrovic, seorang konsultan keamanan dari Microsoft. Mitrovic hampir menjadi korban serangan phishing berbasis AI yang sangat canggih, di mana penyerang berpura-pura menjadi tim dukungan Google.

Pada awalnya, Mitrovic menerima notifikasi tentang pemulihan akun Gmail yang tampak sah, diikuti dengan panggilan telepon yang mengklaim berasal dari Google. Nomor telepon yang digunakan tampak valid, dan penelepon menawarkan untuk mengirimkan email konfirmasi.

Namun, sebagai seorang konsultan keamanan, Mitrovic menyadari ada kejanggalan. Email yang ia terima, meskipun tampak meyakinkan, ternyata memiliki alamat pengirim yang tidak terkait dengan Google. Ia dengan cepat mengenali tanda-tanda phishing yang sangat terperinci dan cermat.

Tinggalkan Balasan