KENDARINEWS.COM–Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) meluncurkan strategi baru bernama Sipentas (Strategi Peningkatan Investasi). Inovasi ini merupakan salah satu dari 14 Proyek Perubahan yang digagas peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXXV Tahun 2024 dan secara resmi diluncurkan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto bersama 14 proyek perubahan lainya di Ruang Pola Kantor Gubernur Sultra pada Selasa, (26/11).
Dalam momen itu, Pj Gubenrur Sultra, Andap Budhi Revianto menjelaskan, setelah 17 tahun, Provinsi Sultra baru dapat menyelenggarakan PKN Tingkat II berkat kerja samanya dengan Lembaga Adminstrasi Negara (LAN).
“Kami ingin memastikan bahwa pemimpin masa depan di Sulawesi Tenggara tidak hanya terampil dalam mengelola administrasi, tetapi juga mampu berinovasi dan memberikan solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Andap menegaskan komitmen Pemprov Sultra dalam peningkatan sumber daya manusia sehingga reformasi birokrasi semakin meningkat. “Alhamdulillah reformasi birokrasi kita meningkat dari tidak baik menjadi baik, mengenai 14 proyek perubahan yang digagas Peserta PKN II dapat berdampak,” jelasnya
Pj Gubernur berharap program PKN dapat melahirkan pemimpin-pemimpin yang siap untuk menghadapi tantangan masa depan dengan penuh rasa tanggung jawab.
“Dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang tinggi untuk memajukan Sulawesi Tenggara, kita yakin bahwa provinsi ini kedepannya semakin maju, modern, dan sejahtera,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala DPM-PTSP Sultra, Parinringi, menjelaskan protek perubahanya yaitu (Strategi Peningkatan Investasi). Sipentas dirancang untuk menjawab tantangan penurunan realisasi investasi di Sultra dalam dua tahun terakhir. Jika dibandingkan periode 2018 sampai 2021, realisasi investasi di Bumi Anoa terus melonjak naik hingga capai Rp21 triliun.
Sedangkan untuk tahun 2023 lalu mengalami penurunan drastis hingga Rp14 triliun dan di triwulan ketiga 2024 ini baru mencapai Rp10 triliun lebih.
“Karena itu, strategi ini dirancang untuk meningkatkan investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, pemerataan pembangunan, serta meningkatkan daya saing Sultra di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Parinringi.
Menurutnya, penurunan investasi Sultra terjadi karena beberapa proyek strategis nasional yang tidak lagi melakukan progres yang cukup signifikan. Proyek-proyek ini masih berada pada tahap perizinan dasar, seperti izin lingkungan hidup, tata ruang, yang belum dituntaskan oleh perusahaan yang ingin menanamkan modal di Sultra. “Sehingga investasi yang masuk di provinsi Sultra itu belum mengalami peningkatan,”ucapnya.
Ia juga menuturkan bahwa hal lain yang menjadi pemicu terjadinya penurunan investasi di Sultra, karena intensitas kegiatan di bidang industri bijih nikel juga mulai berkurang.
“Utamanya tidak ada lagi progres pembangunan infrastruktur PT VDNI dan PT OSS, yang mana kedua perusahaan tersebut, saat ini lebih fokus pada proses produksi,” ungkapya.
Parinringi menjelaskan bahwa pelaksanaan Sipentas akan dilakukan melalui beberapa langkah strategis, antara lain: Rapat Koordinasi Percepatan Realisasi Investasi. Hal ini dengan mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis, pelaku usaha, dan pemerintah daerah, untuk membahas percepatan investasi.
Kemudian Evaluasi dan Pengawasan Pelaku Usaha yaitu melakukan evaluasi terhadap pelaku usaha di Sultra untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan percepatan penyelesaian proyek.
Kolaborasi dengan OPD Teknis, bekerja sama dengan OPD terkait untuk mempercepat pelayanan perizinan dasar, seperti analisis dampak lingkungan (Amdal), penyelesaian masalah perindustrian, dan optimalisasi sumber daya.
Meningkatkan Daya Tarik Investasi Asing
Sipentas juga menargetkan peningkatan investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Saat ini untuk PMA di Sultra sudah ada sekitar 6 sampai 7 perusahaan besar seperti PT Virtue Dragon, PT OSS, IKIP di Konawe dan beberapa perusahaan lainya. Namun, kontribusi PMA dinilai belum signifikan dari segi investasi.
Melalui Sipentas, DPM-PTSP Sultra optimis dapat mengembalikan tren positif investasi pada 2025.
“Kami berharap langkah-langkah ini akan mengatasi kendala yang ada, sehingga realisasi investasi dapat meningkat signifikan di tahun mendatang,” ujar Parinringi.
Program ini juga diharapkan mampu meningkatkan daya saing daerah serta mempercepat pemerataan pembangunan di Sultra. “Dengan adanya investasi yang tumbuh, kita berharap pembangunan infrastruktur, pengembangan kawasan industri, dan penyerapan tenaga kerja dapat meningkat,” harapnya.
“Strategi Sipentas merupakan langkah konkret Sultra untuk kembali menjadi salah satu daerah unggulan dalam hal investasi di Indonesia, sekaligus mendukung visi pembangunan ekonomi berkelanjutan di wilayah timur Indonesia,”pungkasnya. (Adv)