“Komoditas yang menyebabkan inflasi antara lain ikan bandeng atau bolu, beras, dan terong. Sedangkan tiga komoditas penyumbang utama deflasi bulanan adalah tomat, sawi hijau, dan bawang merah,” jelasnya.
Lebih lanjut, Jenderal Bintang Tiga itu menjelaskan bahwa inflasi year on year di Sultra maupun di empat kabupaten/kota yang dihitung angka inflasinya, yaitu Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, Kota Kendari, dan Kota Baubau, masih dalam rentang terkendali, yakni antara 1,5% hingga 3,5%.
“Inflasi year on year terendah tercatat di Kabupaten Konawe sebesar 0,79%, sedangkan inflasi tertinggi tercatat di Kota Kendari sebesar 2,02%,” jelasnya.
Sebagai bentuk apresiasi, Pj Gubernur menyampaikan terima kasih kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, para Bupati dan Walikota, serta seluruh stakeholder terkait atas capaian inflasi yang berhasil ditekan.
“Terima kasih kepada seluruh unsur Pemerintah Daerah, stakeholder terkait, dan masyarakat yang telah berperan aktif menjaga stabilitas harga dan pasokan sehingga angka inflasi kita turun,”ungkapnya.
Dia juga menekankan bahwa turunnya angka inflasi di Sultra ini harus dijadikan motivasi untuk terus menurunkan inflasi di Bumi Anoa serendah mungkin.
Sebagai langkah strategis untuk menurunkan angka inflasi, Pj Gubernur mengajak untuk terus melakukan aksi-aksi seperti tanaman hortikultura, Gerakan Pangan Murah, dan operasi pasar.
“Dengan aksi-aksi tersebut, diharapkan angka inflasi di Sulawesi Tenggara dapat terus ditekan dan stabilitas ekonomi dapat terjaga,” pungkasnya.(rah/kn)