Intensitas Hujan Diperkirakan Berlanjut Pekan Ini

Petakan Titik Rawan Bencana

KENDARINEWS.COM — Hujan yang mengguyur Kota Kendari akhir pekan lalu diperkirakan masih berlanjut. Intensitas curah hujan yang meningkat ini berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi. Sebagai upaya mitigasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari telah memetakan titik rawan bencana.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari Muhammad Erwin Fajar mengatakan terus melakukan pemantauan di titik rawan bencana. Tidak hanya mengerahkan personil BPBD, pihaknya turut berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya. Mulai dari TNI-Polri, Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG), Dinas PUPR, Pemadam Kebakaran (Damkar) hingga masyarakat.

“Jika melihat curah hujan, ada potensi banjir, genangan air, tanah longsor hingga angin puting beliung. Makanya, kita selalu siaga. Personil rutin turun lapangan memantau situasi,” kata Muhammad Erwin Fajar saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (1/8).
Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti (paling kiri) memimpin konferensi pers terkait
inflasi Kota Kendari di aula BPS Sultra, kemarinSejauh ini, BPBD bersama perangkat kecamatan dan kelurahan telah memetakan lokasi rawan banjir di kawasan masing-masing. Peta lokasi rawan bencana ini penting dalam memudahkan personil melakukan penanganan, penyelamatan dan evakuasi korban bencana.

“Titik pantau kami itu terdapat di semua titik yang ada di kota Kendari. Seperti di kecamatan Kambu, Mandonga, Kendari, Kendari Barat dan lain sebagainya. Namun titik yang sering terjadi genangan air itu adalah Kali Wanggu,” katanya.

Dari tahun ke tahun lanjutnya, banjir di Kendari terus mengalami penurunan. Ini diakibatkan adanya pembangunan kolam retensi dan apabila hujan airnya langsung ke kolam retensi sehingga tidak ada lagi genangan air. Rencananya, tahun depan akan dibuat program susur sungai. Upaya ini dilakukan untuk memastikan kali-kali mana saja yang berpotensi banjir.

“Semenjak adanya kolam retensi, genangan air yang sering terjadi itu. Tidak butuh waktu lama airnya langsung surut. Berbeda sebelum adanya kolam itu, genangan airnya kadang berhari-hari baru surut. Susur sungai merupakan aktivitas menyusuri sungai untuk melihat sepanjang daerah aliran sungai terdapat hambatan atau sumbatan yang dapat memicu terjadinya banjir,” jelasnya.

Di sisi lain, ia meminta masyarakat sering membersihkan saluran drainase yang ada di depan rumahnya. Karena itu penyebab utama terjadinya genangan air. “Kalau gotnya bersih atau tidak ada sumbatan lain, maka airnya akan jalan dengan lancar,” tutupnya. (kn)

Tinggalkan Balasan