KENDARINEWS.COM — Musim hujan periode ini akan diberangi badai La Nina. Itu artinya, masyarakat Kota Kendari harus siaga. Pasalnya, fenomena alam ini bisa memicu curah hujan tinggi dan mengakibatkan banjir. Atas dasar itulah, Pemkot Kendari telah mengeluarkan warning kkewaspadaan. Apalagi badai La Nina akan berlangsung hingga Februari 2022.
Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir mengaku telah menginstruksikan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk siaga bencana. Agar lebih terkoordinasi, ia telah menerbitkan surat resmi bernomor 338/6556/2021. Sebagai leading sektor, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendari lebih intens berkoordinasi dengan instansi lainnya termasuk BNPB provinsi, Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB). BMKG, Basarnas dan TNI-Polri.
Selain itu, BPBD juga ditugaskan untuk memastikan operasional pusat pengendali operasi penanggulangan bencana (Pusdalops PB) dan penyiapan sarana dan prasarana evakuasi dan penyelamatan. “Kami minta BPBD aktif melakukan penyusuran sungai untuk mengindentifikasi potensi banjir yang kemungkinan terjadi karena badai La Nina,” kata Sulkarnain Kadir.
Tidak hanya BPBD, ia telah menugaskan Dinas PUPR dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) untuk bersiap. Dinas PUPR ditugaskan untuk menyiapkan peralatan kesiap siagaan. Salah satunya adalah alat berat dalam rangka mengantisipasi darurat bencana. Sementara DLHK ditugaskan untuk melakukan pemantauan dan pemangkasan terhadap pohon-pohon pelindung yang rawan tumbang. Terutama yang berada disekitar jalan poros dan pemukiman warga .
“Semua OPD terlibat. Termasuk Dinkes (Dinas Kesehatan) dan Dinsos (Dinas Sosial) untuk menyiapkan sumberdaya tersedia saat kemungkinan buruk. Saya perintahkan lurah dan camat untuk berkordinasi dengan BPBD dalam menyiapkan jalur dan lokasi evakuasi. Supaya ketika terjadi bencana masyatakat bisa langsung bergerak sendiri ketempat yang aman dan sudah ditentukan. Utamakan keselamatan masyarakat,” kata Sulkarnain.
Sebelumnya, Kepala Stasion Metereologi Maritim (Stamar) Kendari, Sugeng Widarko mengatakan telah mengeluarkan peringatan tentang adanya La Nina. Fenomena alam ini disebabkan menurunya suhu permukaan laut atau sea surface temperature (SST) di bawah -0,5 derajat pada kedalaman 150 meter di daerah Pasifik bagian Barat.
Badai La Nina kata dia, bisa memicu peningkatan curah hujan sekitar 80 persen di musim kemarau dan 10 persen saat penghujanan. Meski 10 persen, namun dampaknya signifikan memicu bencana banjir, tanah longsor, angin kencang dan lainnya. Khusus di Kota Kendari, ada beberapa wilayah yang harus di waspadai sebab curah hujannya tinggi. Diantaranya, Lepo-lepo, Baruga, Poasia dan Kampung Salo.
–Mitigasi Bencana, BPBD Bentuk “Katana”
Musibah bencana alam bisa terjadi kapan dan dimana saja. Sebagai bentuk pencegahan (mitigasi) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendari bakal membentuk Keluarga Tanggap Bencana (Katana).
Kepala BPBD Kota Kendari, Paminuddin mengatakan, Katana merupakan program yang dihadirkan pihaknya pada 2022 mendatang. Program tersebut dihadirkan untuk mengajak masyarakat terlibat dalam pencegahan dan penanganan bencana.
“Nanti disetiap kelurahan kami akan ada tiga sampai lima kepala keluarga (KK) yang merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah terkait mitigasi bencana,” ungkap Paminuddin, kemarin.
Mantan Kepala DLHK Kendari ini menambahkan, Katana bertugas memberikan informasi kepada pemerintah terkait bencana yang terjadi diwilayahnya. Upaya itu dilakukan untuk mendukung upaya penyelamatan yang dilakukan oleh BPBD.
“Nanti kami akan berikan pendampingan. Jadi nanti sambil menunggu kedatangan kami, para katana bisa melakukan upaya penyelamatan secara spontan jika terjadi bencana diwilayahnya,” kata Paminuddin.
Selain itu, kata Paminuddin, katana juga bertugas mengedukasi masyarakat agar peduli terhadap kondisi lingkungannya sebagai upaya mitigasi bencana. Pasalnya, musibah terjadi disebabkan karena kurangnya perhatian warga terhadap kondisi lingkungan. Misalnya bencana banjir terjadi karena masyarakay kurang memelihara kebersihan drainase dan sebagainya.
“Kami yakin hadirnya katana dapat membantu meringankan tugas pemerintah dalam penanganan bencana. Yang paling penting upaya mitigasi bencana bisa segera terwujud sehingga tidak menimbulkan kerugian ditengah masyarakat akibat musibah baik bencana alam maupun non alam,” kata Paminuddin.
Sementara itu, Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir menyambut baik rencana pembentukkan katana. Menurutnya, program tersebut sangat baik dalam rangka mitigasi bencana. “Saya harap masyarakat yang siap bisa terlibat langsung. Saya minta BPBD lakukan pendampingan dengan baik agar nantinya masyarakat siap menghadapi bencana. Utamakan keselamatan diri jika terjadi bencana,” kata Sulkarnain Kadir.
Kurangi Resiko Bencana, Pemkot Kendari Canangkan Penanaman 1.000 Pohon
Sebanyak 1000 pohon kembali di tanam dalam rangka bulan bakti pengurangan resiko bencana (PRB) tahun 2021.Kegiatan itu di buka oleh Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir dan didampingi oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari yang berlokasi di Kelurahan Abeli Dalam, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Selasa (30/11/2021).
Selain membuka kegiatan bulan bakti pengurangan resiko bencana, Wali Kota juga menyerahkan sejumlah bantuan alat kerja, masker dan handsanitizer pada tiap kelurahan di Kecamatan Puuwatu.
Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir, mengatakan, kegiatan yang dicanangkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari itu sangat berkaitan dengan dengan visi Kota Kendari untuk mewujudkan kota yang layak huni, berbasis ekologi, informasi dan teknologi.
“Ketika kita membangun daerah kita tentu tidak boleh kita hanya melihat fisiknya saja, membangun infrastruktur, tetapi kita tetap juga harus memperhatikan keseimbangan alam,” ujar Wali Kota Kendari.
Untuk itu Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari dalam membuat kebijakan, khususnya dalam melaksanakan pembangunan tetap memperhatikan aspek lingkungan. Kegiatan itu juga menurut Wali Kota mempunyai dampak positif khususnya untuk masyarakat dan mengajak masyarakat agar generasi yang akan datang tetap bisa menikmati suasana alam yang asri.
Orang nomor satu di Kota Kendari itupun berharap pohon yang di tanam itu dapat dipelihara, sebab menurutnya bencana tidak dapat diketahui datangnya kapan dan berasal dari mana. “Sebab bapak ibu, kalau bencana sudah datang sering kali suka saling menyalahkan, kita tidak mau itu terjadi,” ucapnya.
Disisi lain Kepala BPBD Kota Kendari, Paminuddin, menyebutkan dalam bulan bakti itu pihaknya bakal menyasar lokasi rawan bencana secara rutin pada 11 kecamatan di Kota Kendari.
PRB itu bakal menyasar sejumlah kali, fasilitas sosial dan perumahan warga di Kota Kendari.
“Khusus di Kecamatan Puuwatu 1000 bibit yang kita sediakan, dukungan dari kehutanan provinsi, dukungan dari BPDAS Sampara,” ungkapnya. Agar program pengurangan resiko bencana itu dapat terus berlanjut pihaknya bakal merencanakan penanaman 1000 pohon setiap tahunnya. (ags/rls/adv)