2021, SAR Selamatkan 180 Nyawa

-Terjun di 43 Operasi Penyelamatan

KENDARINEWS.COM — Sepanjang tahun 2021, Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kendari telah terjun di 43 operasi. Baik musibah kecelakaan kapal maupun kondisi membahayakan manusia. Dari 43 operasi yang ditangani pasukan berseragam orange ini telah menyelamatkan 180 nyawa manusia.

Kepala Kantor SAR Kendari, Aris Sofingi melalui Humas, Wahyudi mengatakan operasi penyematan didominasi kecelakaan kapal. Dari total kasus, sebanyak 33 kejadian terjadi di laut. Selebihnya atau 10 kejadian yang membahayakan manusia.

“Secara keseluruhan, ada 206 korban. Sebanyak 180 orang berhasil diselematkan, meninggal dunia 13 orang dan korban dinyatakan hilang 13 orang,” bebernya.

Dia menjelaskan untuk kecelakaan kapal atau kondisi yang membahayakan manusia, korban yang hilang dan tidak ditemukan tanda-tanda keberadaannya. Ketika operasi SAR memasuki hari ketujuh, maka operasi dihentikan sesuai kesepakatan semua pihak termasuk keluarga korban.

“Sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) pencarian dihentikan. Melalui hasil koordinasi dengan pihak terkait dan keluarga korban. Sebenarnya secara prosedur bukan penghentian upaya pencarian, yang dihentikan pergerakan unsur. Pemantauan dan kesiapsiagaan tetap dilakukan. Operasi pencarian akan dilakukan lagi apabila ada informasi atau tanda tanda keberadaan korban,” jelasnya.

Tak jarang, sambungnya, dalam operasi pihaknya melibatkan potensi SAR yang ada. Baik itu lintas instansi dan warga atau nelayan sekitar. “Sebagian besar operasi bisa tertangani dengan baik, apalagi kami banyak terbantu dari rekan rekan potensi SAR yang ikut bersama-sama turun di lapangan,” ujarnya.

Ia berharap insiden kecelakaan kapal atau kondisi yang membahayakan manusia mengalami penurunan. Untuk itulah, ia mengimbau para nelayan sebelum melaut agar memperhatikan kelayakan kapal, alat komunikasi, alat keselamatan dan selalu memperhatikan kondisi cuaca.

“Untuk teman-teman nelayan sebelum melakukan aktivitas, sebaiknya memperhatikan beberapa hal, seperti kelayakan kapal, dalam hal ini memperhatikan kondisi mesin apakah layak untuk digunakan. Termasuk persiapkan alat komunikasi dan navigasi, seperti marine radio, HP, peta, dan GPS, kemudian siapkan alat keselamatan, seperti pelampung dan ringboy, terakhir selalu memperhatikan kondisi cuaca dengan melihat informasi dari BMKG sebelum melaut,” tutupnya. (b/ndi)

Tinggalkan Balasan