KENDARIPOS.CO.ID — Pengerjaan Rumah Sakit (RS) Type D dan jalan alternatif akan dimulai tahun 2021. Usulan anggaran yang diajukan Pemkot Kendari telah direstui Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Kini, proses MoU-nya dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) tinggal menunggu Peraturan Menteri Keuangan (PMK). “Kita masih menunggu PMK-nya. Kabar baiknya, kita sudah masuk waiting list (daftar tunggu) dan menjadi prioritas (Kemenkeu). Mudah-mudahan setelah PMK-nya terbit, kita sudah bisa lakukan MoU dengan PT SMI. Setelah itu, baru kita bisa bergerak,” kata Sulkarnain Kadir usai membuka acara Forum Perangkat Daerah Tingkat Kota Kendari di PlazaInn Kendari, kemarin.
Dua proyek tersebut (RS Tipe D dan Jalan Alternatif) sangat penting untuk meningkatkan kondisi infrastruktur yang ada di Kendari. Dia mencontohkan, dengan mendirikan rumah sakit Tipe D di kawasan Puuwatu, maka sudah bisa dipastikan tidak ada lagi kekhawatiran masyarakat yang berpikir akan dirawat berdampingan dengan pasien terinfeksi Covid-19. “Kalau kita punya dua rumah sakit (RS), nantinya ada yang khusus untuk menangani wabah. Selain itu, RS Type D Puuwatu ini akan menyimbangkan rasio penduduk dan faskes,” jelasnya.
Dari hasil estimasi, RS Type D bisa memberikan sumbangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekitar Rp 20 – Rp 35 miliar setiap tahun. “Jadi, selain bisa memberikan pelayanan optimal ke masyarakat, hadirnya rumah sakit ini menjadi sumber pendapatan baru bagi daerah,” tambahnya.
Selanjutnya, pembangunan jalan alternatif yang menghubungkan Jalan MT Haryono-Jalan La Ode Hadi dan Jalan ZA Sugiarto-jalan MT Haryono diharapkan dapat mengurai kemacetan yang kerap terjadi di kawasan itu.
“Pembangunan jalan baru bisa mengangkat nilai ekonomi di wilayah sekitar. Misalnya, akses ke taman kali kadia yang semakin cepat. Begitupun akses ke RS, ke perkantoran, sekolah, kampus dan tempat bekerja masyarakat. Kalau mobilitas lancar makan ekonomi juga lancar. Ekonomi akan tumbuh. Setelah pandemi ini, semua harus pulih termasuk ekonomi masyarkat,” kata Sulkarnain. Rencananya, mega proyek ini akan dibiayai melalui pinjaman pemerintah sebesar Rp 349 miliar. Proyek ini bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Di program ini, Pemkot mendapat benefit. Diantaranya, pinjaman tanpa bunga dengan jangka waktu pinjaman selama 10 tahun. “Keuntungannya lagi kita tidak harus menyicil di awal. Nanti ditahun ketiga baru kita menyicil. Ini berarti sangat meringankan kita,” kata Sulkarnain.
Untuk mendapatkan pinjaman kata dia, tidaklah mudah. Sebab harus ada persyaratan yang dipenuhi seperti mendapatkan penilaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI minimal dua tahun berturut-turut dan tidak memiliki pinjaman. “Kita kota Kendari sama sekali belum pernah ada pinjaman. Kita juga jadi kota paling terdampak Covid-19 di Sultra. Kita juga WTP 7 kali berturut-turut, sehingga kesempatan ini sangat terbuka buat kita,” pungkasnya. (b/ags)
RS Type D
-Estimasi Anggaran Rp 146 Miliar
-Lokasi Puuwatu
Jalan Alternatif
-Jalan MT Haryono-Jalan La Ode Hadi
-Jalan ZA Sugiarto-jalan MT Haryono
-Estimasi Anggaran Rp 203 Miliar