KENDARINEWS.COM — Gelombang tinggi di wilayah perairan Sultra patut diwaspadai. Selama periode Januari-15 Maret 2021, tingkat kecelakaan di perairan terbilang tinggi. Hingga kini, sebanyak 16 kasus telah tertangani. Bukan hanya itu, kecelakaan kapal selalu mendominasi operasi penyelamatan tiap tahunnya. Kepala Kantor SAR Kendari, Aris Sofingi mengatakan musibah di Sultra sampai pertengahan Maret 2021 masih didominasi kecelakaan kapal di laut. Mulai dari nelayan yang hilang di laut, nelayan yang kapalnya terbalik, kapal yang tenggelam dan kapal yang mengalami mati mesin.
“Kecelakaan kapal masih tertinggi. Untuk kasus kecelakaan pesawat udara, bencana dan kecelakaan penanganan khusus belum ada yang ditangani. Kami berharap tidak ada,” ujar Aris Sofingi, Senin (15/3). Dari 16 kasus lanjutnya, sebanyak 26 orang berhasil diselamatkan, dua orang meninggal dalam kecelakaan kapal dan empat orang hilang. Yang mana, tiga korban disebabkan kecelakaan kapal dan satunya kondisi membahayakan manusia. Kasus kecelakaan kapal terakhir terjadi perairan Desa Lamoahi Kecamatan Kulisusu Utara Buton Utara (Butur) tanggal 13 Maret lalu.
“Korban diketemukan tanggal 14 Maret oleh tim SAR gabungan dalam kondisi meninggal dunia. Korban yang bernama La Ode Basri telah dievakuasi di rumah duka dan diserahkan kepada pihak keluarga,” jelasnya. Aris Sofingi mengingatkan masyarakat khususnya nelayan agar dalam melakukan aktivitas terlebih dahulu memperhatikan kelayakan kapal, alat komunikasi, alat keselamatan dan selalu memperhatikan kondisi cuaca. “Selalu kedepankan keselamatan dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Waspadalah! karena musibah bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Sikap antisipasi harus ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. (b/ndi)