Pemprov Agendakan Belajar Tatap Muka Dimulai Juli, Pemkot Tunggu Instruksi Kemendikbud

KENDARINEWS.COM — Sudah setahun siswa belajar daring dari rumah. Metode belajar daring dinilai tak efektif dalam transfer pengetahuan. Pemerintah berencana menggelar belajar tatap muka Juli nanti. Langkah itu bagian dari upaya merawat pengetahuan anak negeri. Sebagai langkah awal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) memvaksin tenaga pendidik.

Vaksinasi ditargetkan tuntas bulan Juni. Sejauh ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra dan Pemkot Kendari siap menyelenggarakan belajar tatap muka. Kesiapan belajar tatap muka dengan menerapkan dan menyiapkan fasilitas protokol kesehatan, seperti wada cuci tangan dan mengatur jarak kursi di ruang kelas. Khusus Pemkot Kendari telah melakukan uji coba belajar tatap muka di tiga sekolah berbeda yakni di SMPN 19, 21 dan SMPS Frater. Termasuk menggelar metode home visit. Belajar tatap muka menjadi momentum bangkitnya pendidikan.

Kepala Dinas Dikbud, Sultra, Asrun Lio mengatakan, belajar tatap muka akan dikorelasikan dengan progres vaksinasi. Jika Juni mendatang vaksinasi sudah bisa 70 persen, maka pada tahun ajaran pada Juli nanti, pemerintah akan mengeluarkan aturan pembelajaran tatap muka. “Kita sudah lama menantikan belajar tatap muka. Tapi akan disesuaikan dengan persentase vaksinasi,” ujarnya saat dihubungi Kendari Pos, Minggu (14/3). Asrun memastikan, sekolah-sekolah di Sultra jauh sebelumnya sudah bersiap menggelar belajar tatap muka namun kondisi belum memungkinkan akibat pandemi Covid maka izin belajar belum dikeluarkan. “Fasilitas dan sarana penunjang lainnya telah disiapkan setiap sekolah, seperti penerapan protokol kesehatan,”bebernya.

Dalam rangka menyiapkan sekolah-sekolah yang siswanya akan melaksanakan ujian sekolah akan diatur sesuai protokol kesehatan. “Ada beberapa pelajaran yang sulit dilakukan secara daring. Sehingga sekolah dapat melakukan pembelajaran terbatas. Konsep belajarnya tetap daring tetapi jika ada hal-hal yang perlu penguatan dan penegasan dari guru bidang studi maka dapat tatap muka secara terbatas,”ungkapnya.

Vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan menjadi prioritas negara dalam upaya akselerasi pembelajaran tatap muka. Sasaran vaksinasi mencakup guru dan dosen. Sementara tenaga kependidikan misalnya operator sekolah, cleaning service, pegawai TU dan lain sebagainya. “Berdasarkan data yang ada, terdapat 50.448 tenaga pendidik di Sultra. Mulai guru taman kanak-kanak, taman bermain, PKBM, SD, SMP, SMA, SMK. Apabila ditambah dosen, bisa mencapai 80 ribu. Vaksinasi ini diberikan kepada pendidik dan tenaga pendidikan dari semua jenjang di satuan pendidikan negeri maupun swasta, baik formal maupun non formal. Termasuk pendidikan keagamaan,”jelas Asrun. Setelah vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan, Dikbud Sultra akan mengakselerasi pembelajaran tatap muka sesuai kondisi satuan pendidikan.

Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari belum mengeluarkan kebijakan belajar tatap muka untuk tahun ajaran baru 2021/2022 Juli nanti. Pemkot masih menunggu instruksi dan regulasi (aturan) dari Kemendikbud RI. Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir mengatakan meski daerah telah diberi kewenangan penuh menentukan namun instruksi Kemendikbud RI sangat dibutuhkan sebagai acuan pelaksanaannya. “Sampai saat ini kami masih menunggu instruksi pemerintah pusat,” ujar Sulkarnain Kadir, kemarin.

Sembari menunggu keputusan pemerintah, Pemkot tetap mempersiapkan penyelenggaraan belajar tatap muka. Mulai dari melengkapi sarana dan prasarana pencegahan covid-19 disekolah seperti penyediaan wastafel portabel disetiap sudut sekolah, alat pelindung diri (masker) bagi siswa dan mengaturan jarak tempat duduk siswa.

“Semua kita sudah siapkan, sehingga kita bisa memulainya kapan saja. Namun kita tetap menunggu instruksi dari pemerintah pusat dan melihat perkembangan covid-19. Yang terpenting persetujuan orang tua siswa. Saya sudah perintahkan seluruh kepala sekolah untuk membangun komunikasi dengan orang tua siswa. Tidak apa-apa jika ada orang tua yang tidak mengizinkan anaknya masuk sekolah tapi tetap belajar online,” kata Sulkarnain Kadir.

Di sisi lain, Pemkot Kendari menerapkan pembelajaraan jarak jauh secara online dan luring (luar jaringan) serta metode home visit. Kebijakan itu dipilih untuk melindungi peserta didik dari potensi penularan Covid-19.
“Kita sudah diskusi dengan seluruh pemangku kepentingan seperti Satgas Percepatan Penanganan Covid-19, Dinkes, Dikmudora dan Komisi III DPRD. Hasilnya, solusi alternatif pembelajaran di masa pandemi tetap dilakukan jarak jauh baik itu secara daring, luring maupun home visit atau guru berkunjung ke rumah siswa,” ungkap Sulkarnain Kadir.

Seturut wali kota, Kepala Dinas Dikmudora Kendari, Makmur mengaku masih menunggu petunjuk teknis dari Kemendikbud terkait belajar tatap muka di tahun ajaran baru Juli nanti. Makmur mengaku lembaganya sudah siap menggelar belajar tatap muka. “Mulai dari penyediaan sarana dan prasarana kelengkapan protokol kesehatan di seluruh sekolah, penerapan jaga jarak, dan sebagainya. Itu semua sudah sangat siap 100 persen,” ungkap Makmur, kemarin.

Persiapan seluruh sekolah sejak awal Covid mewabah. Terutama kesiapan prokes untuk memastikan semua sesuai standar pencegahan pandemi covid-19. Kendati begitu, Dinas Dikmudora akan memverifikasi kembali dan mengecek kesiapan seluruh sekolah dalam mengikuti belajar tatap muka Juli mendatang. Mulai dari pengecekan sarana dan prasarana pencegahan covid-19, pengaturan jarak siswa, penyediaan APD dan yang terpenting izin dari orang tua peserta didik. “Insyaallah, kami memastikan kelayakan dan keamanan seluruh sekolah,” kata Makmur.

Makmur berharap, kebijakan penyelenggaraan belajar tatap muka dapat menjadi momentum bangkitnya sistem pendidikan di Indonesia. “Pastinya ini akan sangat positif. Selama ini, proses belajar online kurang efektif. Dengan belajar tatap muka dapat memberikan loncatan bagi perubahan pendidikan menjadi lebih baik,” tegas Makmur.

Data dari Satgas Percepatan Penanganan Wabah Covid-19 menyebut, hingga pukul 15.00 wita, Minggu (14/3), jumlah kasus positif covid-19 di Kota Kendari tercatat sekira 4.556 kasus. Rinciannya, 4.423 pasien sembuh, 75 pasien masih dalam perawatan, dan 58 pasien meninggal dunia. Sementara itu, jumlah satuan pendidikan yang terdampak covid-19 di Kota Kendari tercatat sekira 426 sekolah. Rinciannya, 59 SMP (25 Negeri, 34 Swasta), 144 SD (107 SD negeri, 37 SD swasta), dan sebanyak 223 TK/PAUD (6 negeri, 217 swasta). (rah/ags/b)

Tinggalkan Balasan