Menjemput Kejayaan Jati Muna

–Bupati Rusman Emba Sukses Gaet Investor

RAHA, KENDARINEWS.COM–Kabupaten Muna identik dengan kekayaan alamnya, tanaman jati. Kualitas jati Muna sangat populer. Sampai-sampai sohor dengan sebutan Jati Muna. Masa kejayaan produksi jati Muna sempat meredup. Kini, Bupati Muna Rusman Emba berkomitmen mengembalikan kejayaan jati Muna. Komitmen Bupati Rusman Emba itu mesti ditopang dana yang tak sedikit. Rusman Emba

pun mengawalinya dengan menggaet investor yang bergerak di bidang usaha pemanfaatan hutan tanaman industri (HTI). Bupati Muna Rusman Emba memboyong PT. Sele Raya Agri yang berinvestasi ratusan miliar rupiah. Perusahaan itu akan menanam 2,5 juta pohon jati nuklir dan menargetkan mengembalikan kejayaan Muna sebagai daerah penghasil kayu jati nasional.

Bupati Muna LM. Rusman Emba menerangkan investasi PT. SRA dimulai yang ditandai dengan penanaman perdana bibit pohon jati nuklir di kawasan HTI di Desa Lakologou, Kec. Tongkuno. Penanaman itu dilakukan langsung bersama tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Bupati Rusman mengatakan, investasi PT. SRA merupakan kerja sama penting dalam rangka melestarikan hutan jati di daerah itu. Masyarakat dan daerah juga dipastikan bisa mendapat keuntungan baik materi maupun sosial budaya. Dirinya menyebut peluang besar masyarakat untuk meningkatkan produksi dibidang usaha kehutanan kini terbuka lebar. “Apalagi kerja sama ini tidak sepenuhnya hanya penanaman jati. Masyarakat tetap diizinkan mengelola lahan dengan tanaman jenis lain seperti jagung atau kacang hijau,” paparnya.

Bupati Muna, Rusman Emba menanam perdana jati nuklir bersama tim KLHK di kawasan HTI, Senin (8/3). Penanaman jati itu sebagai bentuk komitmen Bupati Rusman Emba mengembalikan kejayaan jati Muna.LA ODE ALFIN / KENDARINEWS.COM

Ia meminta masyarakat tidak ragu bekerja sama dengan PT. SRA dalam pemanfaatan lahan “tidur” untuk ditanami jati nuklir. Dirinya juga meminta perusahaan agar tetap melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan usaha sehingga tidak ada yang dirugikan dalam kerja sama tersebut.

Di samping itu, Rusman Emba memastikan, Pemkab Muna akan mengawal investasi itu agar tetap sesuai regulasi dan memberi kemanfaatan bagi daerah serta masyarakat. “Tidak perlu ragu karena kami akan mengawasi dan memastikan semua mendapat manfaat,” terangnya.

Bupati Rusman menyebut, kerja sama tersebut merupakan kesempatan berharga bagi Kab. Muna dalam menunjukkan diri sebagai daerah yang siap menjadi tujuan investasi nasional. Masuknya PT. SRA menandai keran investasi di Muna terbuka bagi siapa pun. Sebab selain jati, potensi lain seperti batu kapur maupun gas alam juga tersedia dan menunggu investor berikutnya.

“Muna harus dibangun dengan kerja sama seperti ini karena APBD kita terbatas. Saya berharap, PT. SRA bisa menyampaikan ke relasinya yang lain jika Muna siap menerima investasi,” tutur Bupati Rusman Emba.

Direktur Usaha Hutan Produksi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Istanto menerangkan penanaman jati nuklir di Muna dilakukan dengan memanfaatkan kawasan hutan tanaman industri. PT. SRA selaku investor diberi izin pemanfaatan HTI seluas 18.980 hektare sejak tahun 2014. Investasi itu ditargetkan akan mengembalikan kejayaan jati Muna yang sempat kesohor medio 1990-an.

“Investasi ini untuk kepentingan bersama. Saya harap ada sinergi antara Pemda, masyarakat dan perusahaan agar program ini mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat dan keuntungan bagi perusahaan,” jelasnya.

Selain keuntungan ekonomi, investasi sektor kehutanan itu dapat bermanfaat untuk alam. Hutan akan memberikan sumbangsi bagi ekologi karena fungsinya sebagai sumber oksigen bagi lingkungan. Sehingga ia berharap, investasi itu jug menjadi program pelestarian hutan jangka panjang. “Semoga ini momentum kebangkitan bagi Muna untuk Indonesia,” jelasnya.

Direktur PT.SRA, Ham Juchiro Tampi menerangkan, perusahaanya berinvestasi dengan ramah lingkungan. Ada tiga sasaran utama yang akan dicapai yakni menjadi upaya pelestarian hutan, memberi keuntungan bagi masyarakat dan mendatangkan keuntungan bagi daerah dan perusahaan. “Kami menyebutkan 3P atau for plane, for people and for profit. Selain itu akan ada pula program coorporate social responbility yang bisa memberikan bantuan sosial. Bentuknya pembinaan olahraga dan pendidikan,” jelasnya.

Ia mengatakan, PT.SRA akan menanam sekira 2,5 juta pohon jati dengan masa panen 10 tahun atau lebih pendek dari jati lokal. Investasi tersebut juga memberdayakan 2.500 tenaga kerja. Target itu akan tercapai dalam waktu tiga tahun. Lebih jauh, satu alasannya berinvestasi di Muna ialah mengembalikan kejayaan jati daerah ini yang sudah terkenal sejak tahun 1970. “Ini ada kerja sama untuk kebaikan kita semua,” imbuhnya.

Anggota DPR RI, Hugua mengapresiasi keberanian perusahaan berinvestasi di Muna yang notabene daerah baru dalam dunia bisnis skala besar. Namun ia meyakini hal ini adalah awal mula bagi masa depan Muna yang lebih cerah. “Kita akan melihat kejayaan kembali jati Muna dalam waktu dekat,” imbuhnya.

Mendesain Warangga Jadi Hutan Kota

Peremajaan hutan Warangga telah dimulai. Pemkab Muna bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menanam pohon di kawasan hutan Warangga. Rencananya, hutan lindung itu akan dihijaukan menjadi hutan kota.

Direktur Usaha Hutan Produksi Kementerian LHK, Istanto mengapresiasi inisiatif Pemkab memulai program peremajaan hutan Warangga mengingat fungsinya yang sangat penting bagi ekosistem dan lingkungan. Keberadaan hutan lindung tersebut sangat berarti untuk menjaga ketersediaan sumber air yang dimanfaatkan untuk keperluan makhluk hidup terutama manusia.

“Hutan lindung Warangga perlu dijaga kelestariannya agar tata air tidak terganggu. Inisiatif Pemkab untuk menjadikan Warangga sebagai hutan kota perlu didukung penuh,” jelas Istanto, Senin (8/3) kemarin.

Bupati Muna, Rusman Emba (dua kanan) bersama tim KLHK usai penanaman perdana jati nuklir di kawasan HTI, Senin (8/3). LA ODE ALFIN / KENDARINEWS.COM

Peremajaan terhadap kawasan hutan lindung Warangga, kata Istanto, bisa dilakukan dengan penanaman pohon yang menghasilkan buah. Sehingga selain tujuan penghijauan, program tersebut sekaligus bisa memberdayakan masyarakat. Sinergi yang baik antara pemerintah dan masyarakat itu akan sangat memudahkan proses peremajaan hutan Warangga.”Tujuannya agar kita merasa memiliki terhadap hutan. Sehingga selain fungsi sebagai paru paru dunia, hutan juga bisa memberi manfaat jangka pendek bagi masyarakat,” paparnya.

Istanto  mengaku sudah mendapat informasi mengenai usulan pembangunan bumi perkemahan di kawasan hutan lindung Warangga. Menurutnya, rencana itu cukup positif mengingat regulasi juga memberi ruang adanya pemanfaatan hutan untuk kepentingan sosial. Hanya saja, ia meminta rencana itu dikoordinasikan dengan Dinas Kehutanan. “Pengelolaan hutan sekarang sudah ditarik ke provinsi, sehingga usulan pemanfaatannya pun harus melalui Gubernur ke Kementerian LHK,” ujar Istanto.

Bupati Muna, LM. Rusman Emba menerangkan, peremajaan hutan Warangga akan dimulai tahun ini. Pemkab Muna menyiapkan anggaran APBD sekira Rp.5 miliar untuk mendukung program tersebut. Hutan lindung Warangga rencananya akan difungsikan sebagai hutan kota. “Nantinya Warangga akan menjadi tempat riset, hutan raya ataupun hutan kota. Program ini untuk menjaga kelestarian hutan Warangga,” paparnya. Rusman berharap, program tersebut bisa dibantu secara penuh oleh Kementerian LHK baik pendampingan ataupun anggaran. Dirinya menilai, hutan merupakan sumber kehidupan yang sangat penting untuk ekosistem sehingga wajib dijaga dan dilestarikan. “Kejayaan Warangga sebagai hutan lindung akan kita kembalikan,” imbuhnya. (ode/b)

Tinggalkan Balasan