Produk Jagung Kuning Muna Diminati Pasar

KENDARINEWS.COM — Rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna membangun pabrik pengolahan jagung kuning mendapat tanggapan positif dari Kementerian Pertanian RI dan pelaku pasar komoditas nasional. Tiga perusahaan telah menyatakan ketertarikannya untuk menampung hasil produksi jagung kuning tersebut. Bahkan Pemkab menerima permintaan unlimitied (tak terbatas). Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Muna, La Ode Anwar Agigi, mengungkapkan, pembahasan mengenai kemitraan dan pemasaran hasil produksi jagung rendah aflatoksin sudah dilakukan bersama Perkumpulan Produsen Pemurni Jagung Indonesia (P3JI) dan pihak Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementan. Dalam skema kemitraan itu, Kabupaten Muna akan menjadi produsen jagung rendah aflatoksin bersama tiga daerah yakni Lombok, Lampung Selatan dan Provinsi Lampung.

“Produksi jagung kita sangat dimintai pelaku pasar. Bahkan kerangka acuan kerja pembangunan pabrik yang dibiayai APBD Muna sangat diapresiasi karena satu-satunya daerah di Indonesia yang mengambil kebijakan itu,” jelasnya. Anwar mengatakan, ada empat perusahaan eskportir jagung yang siap menampung produksi jagung Kab. Muna. Perusahaan itu adalah PT Tereos, PT Arena Agro Anala, PT Sumber Kemulyaan Nusantara dan PT Miwon. Bahkan nama perusahaan terakhir telah menjalin kontrak suplai bersama PT Datu Nusa Agribisnis, mitra penting Pemkab Muna dalam pengelolaan pabrik pengolahan jagung. Ketiga perusahaan itu bahkan mengajukan permintaan unlimitied.

“Permintaan mereka tidak terbatas. Artinya berapa pun jumlah produksi kita pasti akan ditampung oleh mereka,” klaim Anwar. Sebelumnya, Pemkab Muna memastikan akan membangun pabrik pengolahan jagung kuning melalui investasi APBD murni pada tahun ini. Lokasi pabrik berada di Desa Bea, Kecamatan Kabangka. Pabrik itu dilengkapi enam mesin pengering (dryer) masing-masing berkapasitas 5 ton. Ada empat jenis produk yang akan dihasilkan yakni jagung rendah aflatoksin (jagung food) jagung pipilan kering standar ekspor (jagung pakan), jagung pecah (berbagai ukuran) dan limbah jenggel/tongkol untuk media tanam jamur.

“Paling tinggi permintaan jagung aflatoksin karena produk itu multiguna. Bisa sampai 60 produk turunan mulai dari makanan sampai obat-obatan,” jelasnya. Meski demikian, rencana kerja sama bersama ketiga perusahaan itu masih akan difinalisasi. Hal yang perlu dibahas lebih lanjut ialah kesepakatan harga. Namun Anwar memastikan nilai jual jagung kuning Muna dalam kerja sama itu berada di atas harga pasar pada umumnya. “Pastinya di atas harga umumnya. Bahkan bisa dua kali lipat,” pungkasnya. (b/ode)

Tinggalkan Balasan