Destinasi Wisata tak Berkembang, Pemkab Kolut Diminta Ambil Alih dan Bentuk Badan Promosi

KENDARINEWS.COM –Pengelolaan sejumlah destinasi wisata yang diserahkan pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kolaka Utara (Kolut), dianggap tidak memberi dampak positif dan perkembangan berarti. Pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) memandang, penanganan sejumlah objek wisata tersebut agar diambil alih pemerintah melalui Dinas Parawisata (Dispar).

Wakil Ketua I DPRD Kolut, Hj. Ulfa Haeruddin, mengatakan, usulan itu telah disampaikan ke Pemkab termasuk mendiskusikannya langsung ke Bupati, Nur Rahman Umar. Ada tiga objek wisata yang disarankan diambil alih Dispar Kolut, yakni Gerbang Wisata By Pass, Pantai Berova dan Danau Biru. “Sudah beberapa tahun dikelola BUMDes dan kami melihat tidak begitu bagus hasilnya,” kata Hj. Ulfa Haeruddin, Senin (9/11).

Alasan utamanya, selain setoran pendapatan asli daerah (PAD) yang rendah, juga karena fasilitas penunjangnya tidak berkembang, bahkan justru semakin tak terawat. Dewan meyakini Pemkab dalam hal ini Dispar Kolut masih mampu mengelolanya. Sebab dari segi tenaga dan sumber daya manusianya juga banyak. “Pak Bupati (Nur Rahman Umar) sangat merespon saat kami diskusikan bersama. Tentu tidak langsung diambil alih karena ada prosedur, pertimbangan dan kajian tersendiri sebelum merealisasikan hal tersebut,” ujarnya.

Politikus PKB itu juga yakin, jika objek wisata dikelola Dispar maka dari segi penganggaran untuk pengembangan, bisa diporsikan dengan tepat sasaran. Target PAD juga lebih terukur. Diakui, Kolut memiliki banyak objek wisata yang sangat potensial namun lamban dalam pengembangan dan minim promosi. Ulfa mengusulkan, jika infrastruktur wisata dipacu, maka Pemkab perlu membentuk satu Badan Promosi yang konsen bertugas memperkenalkan destinasi secara berkesinambungan.

Dari hasil kunjungannya ke Makassar, ia melihat sejumlah objek wisata di Provinsi Sulawesi Selatan tersebut dikelola langsung Badan Promosi. Wadah itu menjadi rekan kerja Dispar sehingga dari segi pengembangan sarana hingga publikasi berjalan konsisten dan massif. “Objek wisata berkembang otomatis imbasnya peningkatan PAD. Pengelolaan saat ini kami melihat masih biasa-biasa saja,” sorotnya. (b/rus)

Tinggalkan Balasan