KENDARINEWS.COM — Hampir sepekan beroperasi untuk warga, Jembatan Teluk Kendari kini ditutup Sementara. Penutupan dilakukan untuk persiapan beroperasinya kendaraan roda dua maupun empat secara umum. Meski ditutup, pejalan kaki masih tetap diperbolehkan untuk melewati jembatan sepanjang 1,3 kilometer (km) itu.
“Kami masih melakukan rapat koordinasi (rakor) untuk dilakukannya rekayasa lalu lintas, termasuk pengunaan rambu-rambunya nanti. Jadi, hari ini (kemarin) akan ditutup secara resmi, untuk mematangkan operasi jembatan, baik jalan, uji laik di sekitaran jembatan,” beber Ali Aksa, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Kendari.
Sementara itu, Kepala Dishub Sultra, Hado Hasina mengatakan pihaknya bersama tim gabungan dari unsur Dirlantas Polda Sultra, Dishub, BPTD XVIII Kendari, BPJN XXI Kendari dan Badan Satpol PP akan turun lapangan untuk mereview ulang beberapa fasilitas jalan seperti rambu lalu lintas, marka, pita pengejut, serta lampu warning laik masuk untuk pagar. Upaya ini kata dia, untuk memastikan pelintas benar-benar aman dan terjaga saat melewati jembatan.
Selain itu, untuk mencegah adanya warga yang iseng mancing atau bunuh diri di lokasi jembatan. “Itu akan di cek besok di lapangan. Kami pastikan fasilitas jembatan ditambahkan seperti pemasangan CCTV dan pengeras suara. Jadi, besok (hari ini) akan turun dua tim. Tim uji laik fungsi dan tim fasilitas keselamatan,” jelasnya.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari, Yohanis Tulak Todingrara mengatakan sesungguhnya yang dibolehkan melintasi jembatan pasca peresmian hanya bagi pejalan kaki. Sebab belum dilakukan review. Namun karena antusias masyarakat, pihaknya memberikan kesempatan kendaraan melintas. “Kita juga tahu, masyarakat senang sekali dengan adanya jembatan dan euforianya sangat tinggi. Yah, kami biarkan puas-puasin dulu sambil mereka selfie. Namun hari ini (kemarin) harus ditutup untuk mematangkan operasi jembatan baik jalan, uji laik fungsi jalan. Seperti pengaturan rambu-rambunya dan rekayasa lalulintas,” jelasnya.
Mantan Kepala BPJN Wilayah XVII Papua Barat ini meminta masyarakat yang berkunjung tetap menjaga etika dan keselamatan diri. Misalnya, tidak coret-coret dinding jembatan. Jangan buang sampah di jembatan atau ke teluk. Lalu jangan ada yang berjualan di kawasan itu. “Jangan melewati pagar jembatan. Karena ada yang nekat berfoto di luar pagar jembatan. Ini bahaya. Apalagi kalau angin sedang kencang, karena di jam-jam tertentu ada hembusan angin yang cukup kencang,” imbaunya. (c/ags)