KENDARINEWS.COM-Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ke-32 resmi dibuka Prof. Dr. Yusril Isa Mahendra, SH. MH, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Indonesia, Kamis (13/2/2025).
Acara pembukaan yang berlangsung di Mataram, Nusa Tenggara Barat ini, dihadiri oleh ribuan peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Termasuk para dokter, tenaga medis, dan pihak-pihak yang berkepentingan di bidang kesehatan.
Dalam sambutannya, Prof. Yusril menekankan pentingnya peran dokter dan tenaga kesehatan dalam membangun bangsa yang sehat dan sejahtera.
“Dokter tidak hanya bertugas menyembuhkan penyakit, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan dan edukasi kesehatan bagi masyarakat,” ujar Prof Yusrin dalam keterangan tertulis, Kamis (13/2/2025).
Ia juga berharap, agar organisasi profesi IDI hanya ada satu, untuk memperkuat kebersamaan dan efektivitas dalam menjalankan misi pelayanan kesehatan.
Muktamar IDI ke-32 mengusung tema “Inovasi dan Kolaborasi untuk Kesehatan Masyarakat Berkelanjutan”. Tema ini sejalan dengan tantangan global di bidang kesehatan, termasuk perubahan iklim, pandemi, dan disparitas akses layanan kesehatan.
Acara ini menjadi wadah bagi para dokter dan ahli kesehatan untuk berdiskusi, bertukar ilmu, dan merumuskan strategi dalam menghadapi tantangan masa mendatang.
Selain diskusi dan seminar, Muktamar IDI ke-32 juga memberikan apresiasi dan penghargaan kepada dokter dan tenaga medis yang berjasa serta berkontribusi dalam pengabdiannya di bidang kesehatan. Acara ini juga dirangkaikan dengan pameran teknologi kesehatan modern.
Ketua Umum PB IDI, dr. M. Adib Khumaidi, Sp.OT, menyampaikan harapan agar Muktamar tahun ini, dapat menghasilkan rekomendasi dan kebijakan yang berdampak positif bagi kemajuan dunia kesehatan di Indonesia.
Ia menegaskan, dokter dan tenaga kesehatan harus terus berinovasi dan bersinergi untuk mewujudkan sistem pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Muktamar IDI ke-32 berlangsung selama tiga hari, dari 13 hingga 15 Februari 2025, dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan organisasi kesehatan internasional.
Diharapkan, hasil dari Muktamar ini dapat menjadi landasan bagi penguatan sistem kesehatan nasional dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia. (KN)
