Tahun Baru Islam 1446 H : Berikut 6 Amalan dan Hikmah di Bulan Muharram

KENDARINEWS.COM – Menyambut Tahun Baru Islam 1446 Hijriah, ada beragam amalan yang dapat dilakukan umat Muslim. Bulan Muharram, sebagai salah satu bulan yang istimewa dan disebut syahrullah atau bulan Allah, menjadi bulan yang baik untuk melaksanakan berbagai ibadah.

Menurut kalender Hijriah Indonesia 2024 susunan Kementerian Agama (Kemenag) RI, 1 Muharram jatuh pada 7 Juli 2024, sehingga malam 1 Muharram 1446 H jatuh pada tanggal 6 Juli 2024.

Berikut sejumlah amalan yang baik dilakukan saat menyambut tahun baru Islam, dirangkum kendarinews dari berbagai sumber.

  1. Menghindari Kepercayaan dan Prasangka Buruk
    Ustad Muhammad Abduh Tuasikal dari Ponpes Darush Sholihin menjelaskan bahwa bulan Muharram dikenal dengan bulan Suro oleh orang Jawa dan sering dikaitkan dengan berbagai kepercayaan negatif. Namun, ia menekankan bahwa kepercayaan ini tidak sesuai dengan ajaran Islam. “Setiap kesialan atau musibah bukanlah disebabkan oleh waktu, orang, atau tempat tertentu, tetapi semuanya adalah ketentuan Allah Ta’ala,” ujarnya.

Buya Yahya, pengasuh Ponpes Al-Bahjah Cirebon, juga menyarankan umat Muslim untuk berprasangka baik pada Allah. “Bulan Muharram adalah bulan yang dimuliakan, bukan bulan petaka. Justru, bulan ini penuh rahmat dan baik untuk beribadah,” tambahnya.

  1. Berpuasa di Bulan Muharram
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendorong umatnya untuk banyak berpuasa pada bulan Muharram, terutama pada hari Asyura (10 Muharram). Puasa pada hari tersebut dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu. “Sebaik-baik puasa setelah Bulan Ramadhan adalah di Muharram,” kata Buya Yahya. Disarankan juga untuk berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram atau 10 dan 11 Muharram untuk membedakan dengan puasa kaum Yahudi.
  2. Puasa Asyura dan Tasu’a
    Puasa Asyura pada 10 Muharram dianjurkan karena memiliki keutamaan yang besar. Namun, umat Muslim juga dianjurkan untuk berpuasa pada hari sebelumnya, yaitu 9 Muharram (Tasu’a). Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyarankan puasa pada dua hari tersebut agar tidak menyerupai kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada 10 Muharram.
  3. Banyak Berpuasa dan Tidak Sebulan Penuh
    Umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak puasa pada bulan Muharram. Namun, tidak dianjurkan berpuasa sebulan penuh seperti di bulan Ramadhan. “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan,” ujar ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.
  4. Tidak Mengkhususkan Santuni Anak Yatim
    Buya Yahya mengingatkan agar umat Muslim tidak mengkhususkan santunan anak yatim hanya di Bulan Muharram. Menyantuni anak yatim seharusnya dilakukan setiap saat jika mampu. “Rasulullah selalu dekat dan merawat anak yatim, sehingga setiap hari seharusnya kita menyantuni mereka,” pesannya.
  5. Introspeksi dan Hijrah Jadi Lebih Baik
    Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan umat Muslim untuk memperkuat spirit hijrah dan semangat gotong royong di tahun baru Islam. Tahun baru hijriah mengingatkan pada momen hijrah Rasulullah dari Makkah ke Madinah, yang mengajarkan tentang kemampuan melakukan perubahan dan adaptasi dalam menghadapi situasi dan kondisi. (kn/ryl)

Tinggalkan Balasan