PBB : Militer Israel Ditemukan Bersalah dalam Kasus Pembunuhan Wartawan

KENDARINEWS.COM — Hasil investigasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkap bahwa militer Israel telah menewaskan seorang wartawan dari Reuters dan melukai enam lainnya di Lebanon pada tahun 2023. Kejadian ini terjadi ketika dua proyektil kaliber 120 mm diluncurkan oleh tank terhadap sekelompok wartawan yang sudah jelas teridentifikasi, sebuah tindakan yang melanggar hukum internasional.

Dilansir dari The Guardian, The Guardian melaporkan pada hari Kamis (14/3) bahwa Unit Investigasi dari Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (Unifil) tidak menemukan adanya pertukaran tembakan di perbatasan Israel-Lebanon selama 40 menit sebelum tank melakukan serangan tersebut.

Menurut laporan Unifil, serangan terhadap para wartawan, yang identitasnya jelas sebagai warga sipil, merupakan pelanggaran serius terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701 tahun 2006 dan prinsip-prinsip hukum internasional. “Dokumen investigasi yang dirilis pada tanggal 27 Februari itu menyatakan tidak adanya pertukaran tembakan di Jalur Biru pada waktu kejadian, sehingga motif di balik serangan terhadap para jurnalis tersebut masih menjadi pertanyaan” kata Unifil.

Resolusi 1701, yang diterapkan untuk menghentikan konflik antara Israel dan Hizbullah di Lebanon, telah menugaskan pasukan PBB untuk mengawasi kepatuhan terhadap gencatan senjata di sepanjang zona demiliterisasi yang dikenal sebagai Garis Biru sepanjang 120 km (sekitar 75 mil) antara kedua negara.

Pasukan penjaga perdamaian PBB bertanggung jawab untuk melaporkan pelanggaran gencatan senjata dan menyelidiki insiden-insiden yang mengkhawatirkan sebagai bagian dari tugas mereka.

Ketika ditanya mengenai temuan Unifil, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Nir Dinar, menyampaikan bahwa Hizbullah telah melancarkan serangan terhadap pasukan IDF dekat Hanita, sebuah komunitas di Israel, pada 13 Oktober. “IDF membalas dengan serangan artileri dan tank untuk menetralkan ancaman tersebut, dan baru kemudian mendapat informasi tentang jurnalis yang terluka” kata Unifil dalam laporannya.

IDF menyatakan penyesalannya atas kerugian yang terjadi pada individu yang tidak terlibat, menegaskan bahwa mereka tidak sengaja menargetkan warga sipil, termasuk wartawan. IDF menekankan pentingnya kebebasan pers dan mengingatkan tentang risiko berada di zona konflik.(kn)

Tinggalkan Balasan