Jangan Menyerah, Ada Kekuatan Tersembunyi Bernama Keyakinan

Penulis: Drs.Nasri Bohari M.Pd (Ketua DPW Hidayatullah Sulsel – Pembina Hidayatullah Kendari)

KENDARINEWS.COM-Dahsyatnya suatu keyakinan. Sebab, dapat membangun kepercayaan tanpa tapi dan ragu. Dengan keyakinan itu pulalah, dia akan berani melakukan apapun yang dia yakini.

Keyakinan adalah sumber motivasi yang kuat, sering disebut “believe system”. Yakni sistem keyakinan yang menggerakkan manusia dan mengubah kehidupan manusia.

Tak memandang, apakah keyakinan itu benar menurut kaidah dan etika yang berlaku, atau pun salah. Keyakinan pada sesuatu menuntut untuk melakukan konsekuensi logis, apapun resiko dan pengorbanannya.

Terlebih lagi keyakinan berasaskan ketauhidan kepada-Nya, dapat menghasilkan energi besar. Energi tak terbatas dan tak terhingga, seluas kehendak dan kekuasaan Allah SWT.

Itulah energi dahsyat tersembunyi. Hanya akan ditemukan oleh yang berkeyakinan kuat, yakni orang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Energi keyakinan itu tidak akan ditemui kecuali pada muslim yang memiliki sifat sebagai berikut:
Pertama, Energi tawakkal. Energi yang menyerahkan secara totalitas semua urusannya kepada Allah yang dibatengi oleh oprimalisaai aktivitas fisik dalam ikhtiar.

Disinilah sumber segala sumber kekuatan, dan kekuatannya sungguh luar biasa. Siapa yang lebih kuat dibandingkan Allah? Siapa yang bisa menghentikan kehendak Allah?

Dengan tawakkal, diyakini bahwa Dialah Allah yang menolong hamba-Nya. Saat itulah, tidak ada yang bisa menghentikan energinya. Niscaya dia akan sanggup melakukan apa pun, dari yang ringan hingga berat, semua dilakoninya dengan baik.

Tawakkal sebagai buah dari keyakinan pada Allah SWT, menyebabkan dipasrahkannya semua yang telah dimujahadahkannya kepada Allah Yang Maha Besar. (QS;Thaha;3)

Kedua, Energi Kebahagiaan. Keyakinan juga melahirkan energi kebahagiaan pada segala kondisi. Semua tugas berat dan ringan serta permasalahan yang terjadi, akan dihadapi dengan enjoy dan dijalaninya tanpa mempermasalahkan pihak di luar dirinya.

Keyakinan itu akan mendorong semangat hidup. Melepaskan belenggu pesimistis ke jiwa penuh optimisme. Yakin akan kesuksesan yang diimpikan dan dicita-citakan, serta selalu terbayang dihadapan mata, niscaya akan digapainya.

Sehingga dia pun minikmati dan menjalankan semua tugas-tugas pribadi, keluarga, lembaga dan keummatan serta aktivitas keseharian lainnya dengan tekun anpa rasa takut akan kegagalan.

Dengan zikir yang khusyu’, dalam artian senantiasa mendekatkan diri pada Allah pada apapun kondisinya, membuat hati tenang dan bahagia. Bahwa dengan taqarrub Ilallah dipastikan, akan selalu ada jalan terbaik untuk menggapai kebahagiaan.

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram” (Q.S Ar-Ra’d: 28).

Ketiga, Energi Syukur dan Sabar. Selanjutnya keyakinan menjadikannya menjadi manusia ajaib. Menstimuliasi dan menguatkan mentalitas jiwa agar tetap survive pada semua kondisi yang dihadapinya. Ajaibnya, ini tidak akan ditemui oleh siapapun selain pada diri muslim.

Hebatnya lagi, apapun kondisi, suasana dan permasalahan yang dihadapinya adalah baik baginya. Apakah mendapatkan karunia dan kenikmatan hidup, atau tertimpa musibah dan cobaan hidup.

Semua itu adalah kebaikan dan keberkahan baginya, Sebagaimana dalam hadis Rasulullah
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur, Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar dan Itu pun baik baginya.” [HR. Muslim, no. 2999]

Syukur dan sabar adalah energi ajaib yang tertanam pada diri seseorang yang berkeyakinan kuat. Bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak dan kemauan Allah yang harus disyukuri dan dishabari.

Keempat, Energi Pantang Menyerah. Begitu dahsyatnya potensi keyakinan kepada Allah. Sehingga dapat membentuk karakter muslim yang tidak mudah menyerah. Yang ada hanyalah optimisme, kerja keras serta ikhtiar sepenuhnya.

Dipasrahkannya dengan sepenuh yakin bahwa Allah pasti akan memberi yang terbaik kepada hamba-Nya yang meyakini elsistensi-Nya. Dialah Allah, yang selalu menuntun hamba-Nya dalam meniti jalan hidupnya “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS. Al- Insyirah: 6). (KN)

Tinggalkan Balasan