KENDARINEWS.COM–Kasus kekerasan perempuan dan anak di Kabupaten Buton menunjukan angka peningkatan signifikan tiap tahun. Pada tahun 2020 lalu kasus tersebut terdata hanya 15 kasus. Nah tahun 2022 lalu angkanya sudah melampaui 20an kasus. Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (DPPA) Kabupaten Buton pun kerap kesulitan melakukan penanganan karena laporannya selalu telat bahkan tidak terlapor.
Bertolak dari masalah itu, DPPA Buton mencetuskan program baru. Namanya Si Puspa, akronim dari Sistim Informasi Pelaporan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (Si Puspa). Inovasi Kepala Dinas PPA, Ilham Nabo Libu SP itu diyakini bisa menjadi solusi jitu untuk menekan kasus-kasus kekerasan di tanah Wolio.
Pj. Bupati Buton Drs. Basiran melauching program itu di halaman kantor lurah Pasarwajo Kamis 20 Juli 2023. Menurut Basiran kekerasan pada perempuan dan anak adalah kriminal yang tidak nampak tapi cukup dirasakan oleh masyarakat. Kekerasan itu sulit dideteksi, karena korban malu dan takut melapor. Sehingga dengan adanya aplikasi itu, masyarakat tidak perlu takut dan ragu lagi karena bisa dilakukan melalui gedgetnya.
“Kenapa sampai masih banyak anak dan perempuan kena kekerasan yah karena mereka pihak yang lemah. Mereka ini harus dilindungi, diberi kemudahan untuk mendapat hak-hak perlindungan sebagai warga negara. Nah si Puspa ini bagus, bisa melapor lewat HP saja,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas PPA Kabupaten Buton Ilham mengatakan Si Puspa adalah suatu wadah
yang dapat digunakan leh masyarakat ntuk melaporkan kejadian kekerasan terhadap perempuan dan anak secara cepat, kapan dan dimanapun melalui aplikasi agar memudahkan masyarakat dalam melakukan pelaporan dan juga memudahkan petugas untuk melakukan penanganan
secara cepat dan tepat waktu. “Selama ini kami selalu dapat laporannya telat. Tapi kami selalu turun menangani semampu kami,” ungkap Ilham.
Aplikasi Si Puspa kata dia tidak hanya menyiapkan menu laporan tetapi ada menu konsultrasi, pendampingan dan lainnya. “Bahkan kalau ada pasangan sejoli yang salah satunya tidak mau bertanggung jawab, yah kami sudah bisa melayani tes DNA,” lanjutnya. (elyn/kn)