KENDARINEWS.COM–Sederet karya pembangunan strategis duet kepemimpinan Ali Mazi-Lukman (Aman) selama menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur Sultra periode 2018-2023 telah berdiri megah. Diantaranya, pembangunan jalan wisata toronipa, rumah sakit jantung berstandar internasional, perpustakaan modern, gedung kantor gubernur pencakar langit dan beberapa maha karya lainnya. Kini gubernur Sultra itu kembali memberikan kejutan dan terobosan diakhir pengabdiannya. Yakni pembangunan Rumah Sakit Jiwa modern berstandar Word Health Organitation (WHO) “kelas dunia”.

“Saya secara pribadi selaku pimpinan daerah sangat bersyukur dan berbahagia atas terlaksanakanya peletakan bartu pertama pembangunan gedung RSJ yang baru ini. Agenda penting ini setidaknya menjadi gambaran dan niat baik dan komitmen kami yang meskipun sebentar lagi akan mengakhiri masa jabatan sebagai gubernur dan wakil gubernur Sultra periode 2018-2023 pada september mendatang. Tetapi kami masih tetap fokus mewujudkan niat mulia, mewujudkan pembangunan daerah Sultra yakni RSJ yang telah direncanakan bersama,”kata Gubernur Ali Mazi dalam acara groundbreaking pembangunan RSJ, Minggu (9/7) pagi kemarin.

Sesuai kontrak pelaksanaan pengerjaan RSJ tersebut akan berlangsung selama 150 hari pada tahap pertama. Artinya gubernur akan berakhir masa jabatannya sebelum pekerjaan rampung. Gubernur sendiri akan memasuki AMJ tepat tanggal 5 september 2023 mendatang. Terkait kelanjutan pembangunan rumah sakit jiwa tersebut Gubernur berharap kepada pejabat selanjutnya agar bisa menindaklanjuti proses pembangunan proyek rumah sakit jiwa representatif itu.

” Ini kan pemerintah, jadi pemerintah itu ya negara. Jadi siapapun pemerintahnya itu khusunya yang akan melanjutkan kepemimpinan gubernur Sultra, ya tentunya harus melanjutkan pembangunan yang telah dicanangkan oleh pejabat sebelumnya. Karena ini perintah negara dan undang-undang untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan prima,” jelasnya.
Apalagi sambung dia, pembangunan RSJ modern Pemprov Sultra ini nantinya termasuk RSJ terbaik di wilayah Indonesia, karena akan dilengkapi dengan berbagai sarana prasarana dan pegawai yang lebih memadai dan lengkap khusus pelayanan RS jiwa. Ketimbang di daerah lain saat ini. Misalnya, di Sulsel itu rumah sakitnya masih digabung antara pelayanan umum dan rumah sakit jiwa. “Sementara kita di Sultra sudah terpisah dan khusus. Kemudian RSJ modern ini nantinya sebagai penyangga. Karena banyak dari daerah-daerah tetangga mereka mentipkan keluarganya di Sultra. Olehnya itu, RS ini kan untuk kepentingan rakyat. Jadi saya menghimbau kepada masyarakat agar terus mendukung pelaksanaan pembangunan ini, juga bagi pejabat selanjutnya bisa melanjutkan program ini sesuai gambar dalam perencanan,”pintanya.

Ia menjelaskan, ketika dirinya sudah purna jabatan dan sebagai masyarakat biasa, ia mengaku akan terus pantau dan melihat dan akan berkomunikasi dengan gubernur selanjutnya agar bagaimana pembangunan yang sudah diletakan itu berjalan sesuai perencanaan sebelumnya. “ Kita jaga bersama untuk kepentingan masyarakat, namun kalau pemerintah tidak jaga, ya sayangkan. Karena ini kita sudah menggunakan anggaran negara yang sangat besar, sehingga kita perlu rawat bersama,’ pintanya.
Direktur RS Jiwa Provinsi Sultra, dr. Putu Agustin Kusumawati mengatakan, tujuan pembangunan gedung poliklinik dan manajemen RS Jiwa Provinsi Sultra ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan capaian kualitas mutu pelayanan kesehatan. Khususnya pelayanan kesehatan jiwa yang lebih baik.
“Sehingga dalam merencanakan gedung poliklinik dan manjemen RS Jiwa, perlu perancangan yang lebih baik dan matang ditinjau dari segi keamanan, biaya, kegunaan, bentuk, arsitektural, struktural ataupun jasa yang tersedia serta mampu memberikan fasilitas dan menciptakan kenyaman dalam bekerja guna memberi pelayanan yang lebih baik, efisien dan tersentralisasi,”katanya.
Agustin menyebut adapun rincian anggaran dari RSJ tersebut berjumlah Rp 30.868.333.000, yang bersumber dari DAK Kemenkes Tahun 2023. “Adapun target pengerjaan pembangunnya 150 hari dimulai dari 22 Juni lalu.
Untuk desain pembangunan RSJ tersebut lanjut dia, yang tadinya bangunannya kuno dan kini didesain secara Modern dengan tinggi 4 lantai. “Tapi pembangunannya bertahap, tahun ini pembangunan 2 lantai dan tahun depan dilanjutkan untuk lantai 3 dan 4 lantai,” katanya.
Ia menambahkan, selain kucuran DAK dari Kemenkes, Pemerintah Provinsi Sultra telah memberikan dukungan dana melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) induk. Proyeksi anggaran perencanannya waktu itu sekitar Rp 900 juta. Itu bantuan dari proyek ini dan pelaksanaanya serta pengawasannya dari anggaran alokasi khusus.
Sementara itu, Wakil Direktur RSJ Pemprov Sultra, Ketut menambahkan, pembangunan RSJ yang modern tersebut berstandar WHO. Olehnya itu kedepannya ada 40 persen pelayanan umum, dan ada 60 persen kekhususannya. Ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan-pelayanan yang tidak bisa terjangkau ditempat lain. Karena RSj ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan se-Sulselbar. “Sehingga masyarakat yang datang dari jauh itu bisa juga tercover disini. Jadi bukan saja hanya akan melayani masyarakat Sultra, tetapi menyediakan pelayanan masyarakat dari luar daerah juga,”tambahnya.
Pembangunan RSJ ini sebenarnya adalah pengampuh rumah sakit jiwa Lawang dan Bogor. Sehingga dirinya berharap proses pembangunannya bisa berjalan lancar agar bisa segera difungsionalkan. “Karena kondisi rumah sakit yang ada sekarang sudah mencapai 200-san. Sehingga dengan adanya gedung baru ini bisa lebih leluasa,” pungkasnya. (kam/kn)