Rugi 4 Juta Dolar AS per Hari, Elon Musk Pecat Pekerja Twitter

KENDARINEWS.COM — Bos baru Twitter, Elon Musk memutuskan memecat 3.700 pekerja dengan alasan perusahaan rugi 4 Juta Dolar AS per hari. 

Pemecatan ribuan pekerja di Twitter diambil oleh Elon Musk sebagai jalan terakhir. Kerugian 4 Juta Dolar AS per hari tersebut setara dengan Rp 62.458.400.000.

Terkait pemecatan ribuan pekerja Twitter dan kerugian 4 Juta Dolar AS per hari itu, Elon Musk mengaku tidak punya pilihan lain.  

“Regarding Twitter’s reduction in force, unfortunately there is no choice when the company is losing over $4M/day. Everyone exited was offered 3 months of severance, which is 50% more than legally required (Terkait pengurangan yang berlaku Twitter, sayangnya tidak ada pilihan ketika perusahaan merugi lebih dari 4 juta Dolar AS per hari. Setiap orang yang keluar ditawari 3 bulan pesangon, yang 50 persen lebih banyak dari yang diwajibkan secara hukum),” tulis Elon Musk seperti dikutip dari akun Twitternya @elonmusk pada Sabtu, 5 November 2022. 

Pemecatan ribuan pekerja Twitter terjadi kepada banyak divisi. Seperti divisi etika pembelajaran mesin, hak asasi manusia, tim pengelola moderasi konten dan komunikasi. 

Pada cuitan lainnya, Elon Musk menyebut Twitter mengalami penurunan pendapatan yang besar. Hal ini terjadi karena ada kelompok aktivis menekan pengiklan. Tujuannya untuk menekan kebebasan berbicara.

“Twitter has had a massive drop in revenue, due to activist groups pressuring advertisers, even though nothing has changed with content moderation and we did everything we could to appease the activists.

Extremely messed up! They’re trying to destroy free speech in America (Twitter mengalami penurunan pendapatan yang besar, karena kelompok aktivis menekan pengiklan, meskipun tidak ada yang berubah dengan moderasi konten dan kami melakukan segala yang kami bisa untuk menenangkan para aktivis.

Sangat kacau! Mereka mencoba untuk menghancurkan kebebasan berbicara di Amerika),” tulis Elon Musk.

Diketahui, bos baru Twitter Elon Musk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawan Twitter.
Pemecatan itu akan diberitahukan melalui surat eletronik atau email.

Sejak diakuisisi Elon Musk, Twitter akan memberitahukan karyawannya yang kena PHK masal melalui email pada Jumat, 4 November 2022.

Pesan yang beradal dari perusahaan bertanda Twitter tersebut, belum memastikan jumlah karyawan yang kena PHK.

Twitter melakukan PHK massal untuk mengurangi tenaga kerja  global. Hal ini demi kesuksesan perusahaan berlogo burung biru untuk kelak di masa depan nantinya.

“Dalam upaya menempatkan Twitter di jalur yang sehat, kami akan melalui proses sulit untuk mengurangi tenaga kerja global kami,” isi surat email yang dikirim pada Kamis, 3 November 2022 seperti dilihat oleh New York Times.

“Kami menyadari bahwa ini akan berdampak pada sejumlah individu yang telah memberikan kontribusi  berharga ke Twitter tapi tindakan ini sayangnya diperlukan untuk memastikan kesuksesan perusahaan dimasa depan,” tambahnya.

Selain itu, Twitter akan menutup sementara kantornya dan semua akses masuk akan ditangguhkan.
“Membantu memastikan keamanan setiap karyawan serta sistem Twitter dan data pelanggan,” Platform berlogo burung biru tersebut mengatakan karyawan Twitter yang tak terpengaruh PHK akan diberitahu melalui alamt email kantor.

Untuk staf yang diberhentikan akan diberitahu lewat alamat email pribadi mereka, kata memo itu.

Twitter Siapkan Dewan Khusus untuk Moderasi Konten

Elon Musk juga bicara soal perubahan kebijakan bersosial media.
Perubahan yang di maksud Elon Musk adalah Twitter akan menghadirkan dewan khusus yang akan moderasi konten ke depannya.

Menurut The Verge, dewan khusus ini nantinya akan terdiri dari berbagai pihak.

Tugas dari dewan khusus ini adalah untuk memberikan sudut pandang yang beragam.

Karena masih dalam rancangan, untuk beberapa waktu ke depan Twitter di bawah pimpinan Elon Musk belum akan langsung kerasa perubahannya.

Meski begitu dewan itu masih dirancang sehingga saat ini atau dalam waktu dekat masih belum akan ada perubahan dari segi moderasi konten di twitter.

Sebelumnya saat memutuskan membeli Twitter, Elon Musk mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan media berlogo burung biru itu sebagai platform untuk kebebasan berpendapat.

Ia juga mengungkapkan keinginannya untuk membiarkan tokoh kontroversial seperti mantan Presiden AS Donald Trump, kembali ke Twitter setelah pada tahun lalu diblokir akibat kerusuhan di Capitol AS.

Untuk saat ini, belum ada kabar yang lebih mendetail soal moderasi konten yang dimaksud di atas.

Namun yang jelas, perubahan ini merupakan bentuk ketidakpuasan Elon Musk atas sistem moderasi yang diberlakukan Twitter jauh sebelumnya.

Secara resmi akhirnya Elon Musk membeli Twitter dan langsung memecat beberapa petinggi. Termasuk CEO Parag Agrawal hingga Direktur Kebijakan Vijaya Gadde.

Terkait dengan dewan moderasi konten, media sosial lainnya yang memiliki dewan serupa sejauh ini yaitu Meta.
Dewan tersebut dimaksudkan untuk menjadi organisasi independen yang mengatur platform dan keputusan moderasi Facebook.

Elon Musk Pecat Para CEO Twitter

Pemilik baru Twitter Elon Musk tega memecat para petinggi Twitter hingga mengusir dari kantor, usai mengakuisisi Twitter.

Elon Musk resmi menjadi bos baru usai membeli Twitter pada Jumat, 28 Oktober 2022 lalu.

Elon Musk secara tak diduga memecat para petinggi Twitter. Yakni, Paraq Agrawal CEO Twitter, CFO Ned Segal, dan Vijaya Gadde kepala kebijakan perusahaan.

Selain itu, Elon Musk memasukan Sean Edget selaku penasihat umum Twitter dalam daftar yang dipecat.

Dikutip dari The Verge, usai dipecat, para petinggi pun sampai ‘diseret’ atau dikawal satpam sampai keluar kantor Twitter.

Elon Musk dan Paraq Agrawal sempat berselisih paham, usai orang terkaya tersebut tidak percaya ada penerus Jack Dorsey karena dianggap menipu soal keberadaan bot dan spam di Twitter.

Elon Musk beberapa kali mengkritik tim manajemen Twitter, soal kebijakan sensor dan moderasi konten. Ia juga menganggap data bot atau akun spam di Twitter lebih tinggi dari yang dilaporkan manajemen.

Khususnya dengan Agrawal, dia beberapa kali adu argumentasi. Bahkan, penundaan pembelian akun Twitter dilandasi alasan bahwa Elon Musk ragu jumlah bot hanya 5 persen dari seluruh akun, seperti yang diklaim Twitter.

“Deal Twitter untuk sementara ditangguhkan, (ada) detail tertunda untuk perhitungan bahwa akun spam/palsu memang mewakili kurang dari 5 persen pengguna,” kata Elon dalam tweetnya beberapa waktu lalu.

Parag Agrawal waktu itu langsung menanggapi Elon Musk. “Angka itu berdasarkan review oleh orang terhadap ribuan akun, dengan sampel random dan konsisten dari waktu ke waktu,” papar dia.

Elon Musk saat mengumpulkan para karyawan Twitter

“Ada banyak detail yang sangat penting soal ini. Kami telah membagikan kisi-kisi proses tersebut pada Elon seminggu lalu dan siap terus berbicara dengannya dan juga pada kalian,” tambah Parag waktu itu sebelum Elon Musk meneruskan deal pembelian Twitter.

Walau dipecat Elon Musk, para petinggi tersebut mendapatkan pesangon 38,7 juta Dolar AS, Segal mendapat 25,4 juta Dolar AS, Gadde mendapat 12,5 juta Dolar AS dan Sarah personette, Chief Customer officer yang juga dipecat dapat 11,2 juta Dolar AS.

Elon Musk – Twitter Sepakat Lakukan Akuisisi

Seperti diketahui, Elon Musk dan pihak Twitter melakukan penyelesaian kesepakatan akuisisi, dilakukan sehari sebelum tenggat waktu yang ditetapkan pengadilan, pada Kamis, 27 Oktober 2022 waktu setempat.

Pembelian tersebut, platform berlogo burung tersebut resmi dimiliki Elon Musk. Rencana akuisisi sebelumnya telah digagas miliarder tersebut pada awal Januari lalu.

Elon Musk melakukan pembelian saham sebesar 5 persen pada pertengahan Maret hingga akhirnya pada April 2022, Musk berhasil jadi pemegang saham terbesar di Twitter.

Namun pada pertengahan Mei, Elon Musk memutuskan membatalkan rencana pembelian karena pihak Twitter tidak menyertaka informasi terkait akun palsu atau spam di platform.

Alasan ini, membuat para petinggi Twitter marah dengan Elon Musk. Sehingga melayangkan gugatan kepada bos Tesla di Pengadila Delawere, Amerika Serikat.

Perselisihan panas tersebut berlangsung panjang sampai akhirnya pada awal Oktober lalu, Musk sepakat untuk menghidupkan rencana pengambilalihan perusahaan, dengan syarat bahwa proses hukum dihentikan sementara.

Meski sejumlah analis menilai langkah akuisisi akan berdampak langsung terhadap operasional Twitter. 
Lantaran cara pandang Elon Musk selama ini selalu bertentangan dengan visi media sosial ini.

Namun Elon Musk tak mau mundur. Dia menyatakan akan tetap memastikan pelonggaran kebijakan sehingga Twitter bisa jadi jejaring media sosial yang mendukung kebebasan bicara.(fin)

Tinggalkan Balasan