KENDARINEWS.COM — Deputi Direktur Amnesty International Indonesia Wirya Adiwena menilai, penembakan gas air mata dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, telah menyalahi aturan. Sebab, dalam regulasi FIFA sudah dijelaskan bahwa pengamanan pertandingan sepak bola dilarang memakai gas air mata.
“Jangankan menembakan gas air mata, membawa saja dilarang FIFA. Jadi melanggar legalitas. Apalagi menembak ke arah tribun. Itu tidak perlu dan tidak proporsional. Sehingga melanggar prinsip nesesitas dan proporsionalitas. Karenanya harus ada akuntabilitas,” kata Wirya dalam keterangan tertulis, Kamis (13/10).
Oleh karena itu, Wirya tak sepakat dengan dalih Polri yang menyebut gas air mata bukan penyebab para korban meninggal. Mengingat penembakan gas air mata turut membuat kepanikan hingga kerusuhan membesar.
“Sikap pembelaan diri semacam itu mencederai publik yang tengah berduka. Juga ironis karena pernyataan tersebut disampaikan pada hari yang sama ketika polisi di Malang melakukan aksi sujud yang simpatik,” tegasnya.
Sebelumnya, kerusuhan pecah usai laga Arema Malang melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (2/10). Pertandingan itu berakhir dengan skor akhir 2-3 untuk kemenangan Persebaya dan menjadi kekalahan kandang pertama Arema dari klub Surabaya itu dalam 23 tahun terakhir.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mencatat data sementara jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi kericuhan Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sebanyak 125 orang. Data terakhir menyebutkan bahwa korban jiwa sudah mencapai 131 orang.
Data sementara diperoleh dari hasil asesmen yang dilakukan Dokter Kesehatan (Dokes) Polda Jawa Timur dan Tim DVI pada Minggu, pukul 15.45 WIB. “Data terakhir yang dilaporkan meninggal dunia 129 orang, tetapi setelah ditelusuri di rumah sakit terkait menjadi 125 orang,” kata Ketua Tim DVI Polri Brigjen Pol Nyoman Eddy Purnama Wirawan.
Selain korban tewas, insiden kemanusiaan itu melukai lebih dari 700 orang. Para korban mengalami luka-luka karena terinjak, patah tulang, dislokasi, engsel lepas, mata perih, dan kadar oksigen rendah. (jpg)